Selasa 29 Jun 2021 18:34 WIB

Pemkab Batang Siapkan Laboratorium PCR

Selama ini uji tes PCR Batang dibawa ke luar daerah

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pemkab Batang Siapkan Laboratorium PCR (ilustrasi).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Pemkab Batang Siapkan Laboratorium PCR (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,BATANG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batang terus melaksanakan berbagai instruksi Gubernur Jawa Tengah, dalam upaya mengantisipasi penanganan kasus Covid-19 di daerahnya.

Langkah- langkah untuk menambah kapasitas tempat tidur --baik di ruang ICU maupun ruang isolasi di rumah sakit—terus dilakukan, agar fasilitas kesehatan (faskes) yang ada mampu mengantisipasi lonjakan pasien.

“Termasuk segera menyiapkan tempat untuk laboratorium uji tes PCR, seperti yang diminta oleh pak gubernur,” ungkap Bupati Batang, Wijhaji, Selasa (29/6).

Ia mengungkapkan, untuk ketersediaan ruang perawatan bagi pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batang telah ditambah kapasitasnya guna mengantisipasi lonjakan pasien.

Guna mendukung pelayanan yang lebih cepat, lanjutnya, sejauh ini Kabupaten Batang memang belum memiliki laboratorium untuk tes PCR. “Maka, secepatnya fasilitas tersebut akan disiapkan,” lanjutnya.

Sebelumnya, dalam kunjungan meninjau kesiapan faskes pelayanan Covid-19 di kabupaten Bbatang, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memang meminta Bupati Batang untuk menyiapkan tempat laboratorium tes PCR.

Fasilitas tersebut diharapkan bisa segera disiapkan oleh Pemkab Batang guna mempercepat upaya tracing dan testing. “Karena batang belum punya lab untuk PCR maka kami akan bantu alat. Tempatnya saya minta agar bupati menyiapkan,” jelasnya.

Jika laboratorium tes PCR tersebut sudah ada --lanjut Ganjar-- maka nanti testingnya bisa dilakukan di Batang dan tidak harus mengirim ke daerah lain diuji di laboratorium, seperti yang dilakukan selama ini.

Sehingga prosesnya memerlukan waktu yang cukup lama. Bahkan –jika di Kabupaten Batang sudah ada laboratorium untuk tes PCR—gubernur juga ingin kapasitas tes PCR di Batang juga bisa ditingkatkan lagi.

Saat ini tes PCR di batang dinilai masih rendah dan perlu ditambah. Jika sehari hanya dibatasi sepuluh –menurutnya—tidak akan banyak berpengaruh dalam kondisi Covid-19 yang masih melonjak seperti sekarang ini.

“Paling tidak Batang mesti siap 200 per hari, sehingga nanti kalau kita lakukan tracing bisa lebih cepat dan tidak ada komplain dari masyarakat karena hasil tes PCR yang keluarnya terlalu lama,” tegasnya.

Gubernur juga menyampaikan, terkait dengan Bed Occupancy Rate (BOR) di Jawa Tengah saat ini disebutkan juga masih cukup tinggi, karena --rata- rata-- angkanya masih berada di atas 80 persen.

Oleh karena itu, ia terus meminta kepada semua bupati dan wali kota di Jawa Tengah untuk melakukan berbagai percepatan guna penambah kapasitas tempat tidur bagi penanganan pasien Covid-19.

Misalnya dengan menambah rumah sakit darurat, mendirikan tenda darurat di depan IGD dan cara lainnya “Seperti rumah sakit di Klaten, ruangan yang pasiennya dua- dua dijadikan satu agar perawat lebih efisien dalam melakukan tindakan,” tambah gubernur.

Ia juga mengapresiasi langkah RSUD Batang dalam menyiapkan penambahan tempat tidur untuk pasien Covid-19. Misalnya telah memperluas policovid-19 dari tiga ruangan menjadi lima ruangan.

Sementara untuk kapasitas tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19 juga telah disiapkan penambahan hingga 50 persen dari kapasitas rumah sakit milik daerah tersebut.

“Di RSUD Batang menurut saya sudah bagus, ekstensi tempat tidur sudah disiapkan. Untuk SDM, Bupati akan bicara (dengan instansi terkait) dan akan dibantu Dinkes Provinsi dan nanti relawan kita siapkan,” tambahnya.

Masih dalam kunjungan tersebut, gubernur juga menerima laporan mengenai kebutuhan oksigen. Karena kebutuhan oksigen di Jawa Tengah --bahkan di seluruh Pulau Jawa—kondisinya sama cukup tinggi.

Untuk memenuhi kebutuhan di Jawa Tengah sudah dilakukan koordinasi dengan kementerian terkait. Karena pabrik di Kendal kecil dan suplai untuk Jawa Tengah nantinya akan dibantu dari Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Ada juga bantuan dari Morowali, tetapi setidaknya masih butuh tiga hari untuk bisa menyelesaikan problem lonjakan kebutuhan oksigen ini,” jelas Ganjar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement