Ahad 04 Dec 2022 16:33 WIB

Jelang Nataru, Bupati Hingga Gubernur Harus Rajin Pantau Pasar

Ada sejumlah komoditas pokok yang harganya naik.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Mendag Zulkifli Hasan meninjau Pasar Gayamsari di Semarang, Jawa Tengah.
Foto: dok kememdag
Mendag Zulkifli Hasan meninjau Pasar Gayamsari di Semarang, Jawa Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kunjungi Pasar Rasamala, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, memastikan harga kebutuhan pokok di masyarakat jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) masih cukup terkendali.

Pun demikian dengan stok maupun ketersediaan komoditas pokok tersebut. “Kami datang untuk mengecek langsung di lapangan harga-harga kebutuhan pokok menghadapi Nataru,” ungkapnya.

Zulkifli yang dalam kesempatan ini didampingi Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, serta Menteri BUMN, Erick Thohir, menyampaikan sudah mengecek ada beberapa komoditas yang harganya naik.

Beberapa komoditas yang harganya naik tersebut di antaranya cabai rawit walaupun kenikannya tidak signifikan. Tetapi untuk komoditas bawang dan cabai merah keriting tidak, harganya masih tetap.

 

Demikian halnya dengan tempe harganya juga masih tetap (tidak ada kenaikan). Daging ayam harganya justru turun. “Kalau biasanya Rp 35 ribu per kilogram, tadi hanya Rp 32 ribu,” kata Zulkifli.

Sedangkan telur ayam, lanjutnya, harganya naik menjadi kisaran Rp Rp 30 ribu per kg. Beras yang dari Bulog dijamin ada terus, harganya Rp 9.450 atau sekitar Rp 47 ribu per kg untuk kemasan lima kg.

Tetapi, tambah mendag, secara keseluruhan, inflasi turun. Bulan ini sampai 5,42 persen. Sementara kemarin triwulan ke-III mencapai 5,72 persen. “Ternyata bulan ini 5,42 persen, jadi ada beberapa komoditas yang harganya sudah turun, seperti daging ayam,” jelasnya.

Satu lagi komoditas yang mengalami kenaikan harga dan nanti akan dicek adalah minyak goreng. Minyak goreng curah itu memang belinya Rp 15.500 per kg. Sementara harga minyak goreng curah Rp 14 ribu per liter.

Kenapa berbeda, karena satu liter dengan satu kg berbeda. Satu kg volumeya lebih banyak dari satu liter. Jadi kalau harga minyak curah kiloan, menurutnya bukan naik, karena kalau satu kg memang Rp 15.500.

“Tetapi kalau satu liter harganya lebih murah Rp 14 ribu, jadi bedanya ada di satu kg dengan liter,” tegas Zulkifli.

Sementara untuk stok bahan kebutuhan pokok, ia juga memastikan semuanya cukup dan ketersediaan dijamin. "Barangnya, seperti beras, kedelai, cabai, telur, ayam semua ada dan  tidak usah khawatir untuk menghadapi Nataru nanti,” lanjutnya.

Upaya pemerintah untuk menekan kenaikan harga, masih jelas Zulkifli, kalau ada harga komoditas yang kenaikannya di atas lima persen, apalagi 10 persen, nanti pemerintah daerah akan turun untuk membiayai (menyubsidi) ongkosnya.

Misalnya bawang itu dari mana datangnya, ongkosnya bisa ditanggung pemerintah daerah. Atau telur, dari mana datangnya. Kalau biasanya datangnya datangnya dari Blitar ongkosnya naik nanti pemerintah daerah bisa menanggung sehingga harganya akan tetap stabil.

Untuk ini ada dua persen dana cadangan dana tidak terduga yang bisa dipakai untuk mensubsidi kebutuhan komoditas pokok sehari- hari. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini mendag juga mengajak Mendagri dan Menteri BUMN.

“Kami memang konsern betul soal harga-harga sembako ini dan pak Tito itu tiap hari Senin rapat dengan bupat dan wali kota,” kata Zulkifli.

Oleh karena itu, ia juga berharap bupati/wali kota juga gubernur dalam rangka menghadapi Nataru untuk rajin turun dan memantau ke lapangan (pasar-pasar) untuk melihat. “Kalau ada harga komoditas pokok yang naik, subsidi dikeluarkan,” tegasnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang, Budiningsih (48) mengakui, jelang Nataru ini ada sejumlah komoditas pokok yang harganya naik. Namun demikian permintaan pasar masih normal.

Menurutnya, yang paling mencolok adalah kenaikan harga telur ayam. Karena dari pemasok harganya sudah mencapai Rp 30.200 per kg, khususnya untuk telur ayam jenis Omega Super.

Sedangkan minyak goreng, sementara ini masih dapat tertolong oleh distributor. Sebab jika belinya dari distributor harganya normal, tetapi kalau beli dari luar (red; selain distributor) harganya pasti mahal.

Untuk itu, ia berharap jika ada permintaan dari pedagang, distributor langsung menindaklanjuti. “Karena jika ada permintaan sekarang, belum tentu hari ini juga dikirim barangnya,” jelas Budiningsih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement