Senin 05 Dec 2022 13:13 WIB

Jembatan Gladak Perak Terdampak Semeru, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Polres Malang sendiri telah melakukan langkah antisipasi tersendiri.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Muhammad Fakhruddin
Jembatan Gantung Gladak Perak di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang sudah bisa diakses kembali oleh masyarakat setelah sempat ditutup karena di sekitarnya terjadi tanah longsor.
Foto: Dok. Humas Pemkab Lumajang
Jembatan Gantung Gladak Perak di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang sudah bisa diakses kembali oleh masyarakat setelah sempat ditutup karena di sekitarnya terjadi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Jembatan gantung Gladak Perak yang menghubungkan Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang ambruk, Ahad (4/12/2022). Situasi tersebut bisa terjadi setelah Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru menerpa jembatan tersebut.

Dengan adanya situasi tersebut, Wakapolres Malang, Kompol Rizky Tri Putra mengatakan, akses ke Pronojiwo, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang melalui Curah Kobokan saat ini tidak bisa dilalui. "Kami mengimbau kepada masyarakat yang akan menuju ke Lumajang agar mencari jalur alternatif lainnya," kata Rizky di Kabupaten Malang, Senin (5/12/2022).

Baca Juga

Sebagai upaya penanggulangan, Polres Malang sendiri telah melakukan langkah antisipasi tersendiri. Salah satunya dengan mendirikan Posko Bencana di Mapolsek Ampelgading. Wilayah tersebut merupakan jalur perbatasan Kabupaten Malang - Kabupaten Lumajang.

Posko bencana ini didirikan dengan tujuan untuk penyaluran bantuan sosial, posko kesehatan, posko evakuasi dan siaga bencana di wilayah Ampelgading Kabupaten Malang. Posko ini akan disiagakan selama kejadian APG Gunung Semeru masih berlangsung.

 

Seperti diketahui, Desa Argoyuwono, Desa Tamansari, dan Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang berada di dekat area Lereng Gunung Semeru. Kondisi ini menimbulkan area tersebut turut terdampak hujan abu dari APG Gunung Semeru.

Muspika Ampelgading bersama instansi terkait telah mendirikan pos pengungsi sebagai antisipasi erupsi susulan Gunung Semeru. Namun hingga saat ini, masyarakat masih tersebut masih belum ada yang mengungsi. 

Sebelumnya, status Gunung Semeru mulai dinaikkan dari siaga (level III) menjadi awas (level IV). Peningkatan status ini terhitung mulai Ahad (4/12/2022) pukul 12.00 WIB.

Dengan adanya peningkatan status tersebut, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Hendra Gunawan merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer (km) dari puncak. "Dan (tidak melakukan aktivitas) di sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 kilometer dari puncak," ucap Hendra dalam keterangan resminya kepada Republika, Ahad (4/12/2022).

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement