Kamis 09 Feb 2023 09:10 WIB

Mahasiswa Asing UMM Berkomitmen Tekan Pengangguran di Mali 

Gaoussou mengatakan, menjadi pengusaha sudah menjadi cita-citanya sejak kecil.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Republik Mali Afrika Barat, Gaoussou Coulibaly bertekad menekan penangguran di negaranya.
Foto: Dok. Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Republik Mali Afrika Barat, Gaoussou Coulibaly bertekad menekan penangguran di negaranya.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) asal Republik Mali Afrika Barat, Gaoussou Coulibaly pernah menjadi buruh dengan upah tak layak. Hal ini membuatnya bertekad menjadi pengusaha sukses dan menekan pengangguran di Mali. 

Gaoussou mengatakan, menjadi pengusaha sudah menjadi cita-citanya sejak kecil. "Karena di Afrika terutama di Mali, Anda harus bekerja. Saat mencari pekerjaan, saya banyak menemui kesulitan," kata Gaoussou.

Gaoussou mengaku pernah bekerja 12 jam sehari dan tidak dibayar dengan baik di akhir bulan. Hal ini membuatnya bertekad untuk mengembangkan berbagai sektor sebagai lapangan pekerjaan bagi keluarga, teman-teman dan anak muda di Mali.

Untuk mewujudkan mimpinya, dia berusaha mendapatkan akses pendidikan terbaik. Ia pun bergabung dalam program Asia Afrika Scholarship Student (AASS) dan mendapatkan kesempatan belajar selama empat tahun ditambah satu tahun masa persiapan studi. 

Gaoussou memutuskan datang ke Indonesia untuk belajar akuntansi. Dia menilai, di UMM para mahasiswa didorong untuk menjadi versi terbaik. Salah satunya melalui Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) yang mengajarinya tentang Bahasa Indonesia dan budayanya 

UMM juga dinilai selalu bisa mengembangkan potensi kewirausahaan mahasiswanya. Ada banyak kegiatan yang mengarah ke sana. Ia berharap, apa yang ia dapat di Kampus Putih mampu diimplementasikan di Mali.

Sudah tiga bulan tinggal di Indonesia, dia mengaku senang belajar di Malang. Ia mendapat banyak pengalaman juga teman-teman baru. Terselebih, para sivitas UMM yang menurutnya sangat terbuka dan mau membantu ketika ia menemukan kesulitan.

Menurut dia, belajar di UMM sangat seru, apalagi dosennya cukup ramah dan menyenangkan. "Orang-orang di sini juga baik sekali. Saya sering mengobrol bersama teman-teman di kos. Mereka tidak membeda-bedakan ras, bahasa dan lainnya. Saya bersyukur bisa belajar di Indonesia, khususnya kota ini,” jelasnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement