Senin 22 Feb 2021 18:47 WIB

Jatim Mulai Distribusikan Vaksin Covid-19 Tahap Kedua

Khofifah minta daerah segera menuntaskan vaksinasi Covid-19 tahap pertama.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa
Foto: @KhofifahIP
Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur mulai mendistribusikan 915 ribu dosis vaksin Covid-19 tahap kedua ke 38 kabupaten/ kota, Senin (22/2). Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap, daerah yang belum menuntaskan vaksinasi Covid-19 tahap pertama segera merampungkannya sehingga bisa berlanjut ke proses vaksinasi tahap kedua.

"Kita mengikuti arahan dari Kemenkes. Masing-masing daerah hanya bisa 10 persen. Jadi vaksinasi tahap pertama harus diselesaikan dulu baru bisa melakukan vaksinasi tahap kedua untuk pemberi pelayanan publik," ujar Khofifah di Surabaya, Senin (22/2).

Baca Juga

Kepala Dinas Kesehatan Jatim Herlin Ferliana mengatakan, hari ini ada empat mobil boks berisi vaksin Covid-19 yang diberangkatkan. Satu mobil diberangkatkan untuk daerah Surabaya, Bangkalan, Sampang dan Sumenep. Mobil kedua untuk Kabupaten dan Kota Mojokerto, hingga Trenggalek.

"Lalu ada dua mobil yang bergerak ke daerah lain. Untuk wilayah terjauh di Jatim seperti Banyuwangi dan Pacitan akan didistribusikan pada Selasa (23/2) pagi. Sehingga diharapkan pendistribusian vaksin Covid-19 ke 38 kabupaten/ kota besok tuntas," ujarnya.

Herlin mengungkapkan, ada 915 ribu dosis vaksin Covid-19 yang didistribusikan. Vaksin tersebut, Herlin mengatakan, untuk dosis pertama dan kedua bagi pemberi layanan publik.

Setiap orang mendapat dua dosis dan harus mendapat vaksin dengan merek yang sama. "Jaraknya antara penyuntikan dosis pertama dan kedua bagi orang biasa adalah 14 hari. Sementara bagi orang lanjut usia adalah 28 hari," kata dia.

Herlin mengatakan, ada 4,6 juta sasaran vaksin Covid-19 di Jatim. Sebanyak 460 ribu atau 10 persen sasaran vaksin Covid-19 harus terseselesaikan pada termin pertama.

"Jadi tidak usah khawatir, insyaallah pemberi pelayanan publik dan SDM kesehatan bisa tercover semua sampai bulan Mei," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement