REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mulai menyuntikkan vaksin COVID-19 pada ibu hamil menyusul sudah adanya izin dari pemerintah pusat. Vaksinasi ini untuk menekan kasus kematian ibu hamil karena terpapar COVID-19.
"Belakangan ini angka kematian ibu melahirkan naik. Rata-rata belum tervaksin," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abdullah Abu Bakar, saat meninjau vaksinasi COVID-19 bagi ibu hamil di Taman Sekartaji, Kota Kediri, Sabtu (7/8).
Ia juga mengatakan, vaksinasi baru dilakukan karena keputusan dari pemerintah pusat baru turun. Ibu hamil dianjurkan untuk ikut vaksinasi, sebagai bagian dari usaha bisa menekan penyebaran COVID-19.
Menurut dia, dengan vaksinasi itu tingkat kekebalan tubuh ibu hamil bisa meningkat. Jika suatu saat ibu hamil yang bersangkutan ternyata terkonfirmasi positif COVID-19, sudah ada "sabuk" pengamannya.
Untuk itu, ia mengajak agar ibu hamil di Kediri mau ikut vaksinasi. "Manfaatkan momen ini, karena ibu hamil diprioritaskan, diberi slot khusus. Di puskesmas juga datang langsung dilayani. Sewaktu-waktu terjadi kondisi darurat sudah pakai seat belt. Ini belum pakai (belum ikut vaksinasi), jika besok terjadi kecelakaan (terkonfirmasi positif COVID-19) bisa jatuh ke kondisi berat. Itu tidak kami harapkan," kata dia.
Kegiatan vaksinasi bagi ibu hamil diselenggarakan di tiga lokasi wilayah Kota Kediri, antara lain Taman Sekartaji, Hutan Kota Joyoboyoserta Taman Tempurejo, Kota Kediri. Di Kota Kediri, ada lebih dari 600 orang ibu hamil.
Mereka yang bisa ikut vaksinasi adalah ibu hamil dengan usia kehamilan minimal 13 pekan atau di atas tiga bulan. Ia menyebut, dari hasil pantauan hingga kini belum ada laporan kejadian pascaimunisasi yang berat setelah ibu hamil itu divaksin. Ia berharap, para ibu hamil di Kediri segera ikut vaksinasi.
"Sejauh ini tidak ada (KIPI), yang tadi saya dialog langsung. Yang sedang diobservasi tidak merasakan apa-apa. Jadi, tidak usah takut, khawatir. Pemerintah memberikan izin, tentunya sudah melewati berbagai macam riset," kata Bunda Fey, sapaan akrabnya.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar yang juga memantau vaksinasi pada ibu hamil mengatakan pemerintah terus melakukan edukasi pada ibu hamil agar mau ikut vaksinasi. "Kalau data kami 600-an sekian. Ini ada yang belum datang, jadi memang harus diedukasi. Kami sudah sampaikan, kalau hamil harus divaksin, karena vaksin ini mau beli dimana, tidak ada. Mumpung pemkot memfasilitasi, ambil apapun vaksinnya, supaya aman," kata Mas Abu, sapaan akrabnya.
Dari laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan Kota Kediri, hingga kini terdapat sembilan orang ibu hamil meninggal dunia di rumah sakit saat perawatan setelah terkonfirmasi positif COVID-19. Dari jumlah itu, ada yang meninggal bersama dengan bayinya.
Namun, ada yang anaknya masih bisa diselamatkan, sedangkan dua ibu hamil lainnya saat ini juga masih menjalani isolasi. Di Kota Kediri, hingga Jumat (6/8) terdapat 3.091 orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, ada 157 orang suspect dan 46 probable.