Kamis 24 Feb 2022 17:40 WIB

Hotel Mutiara 2 Mulai Penuh, DIY Siapkan Hotel Mutiara 1 Jadi Shelter

Sudah ada dua hotel di DIY dijadikan sebagai shelter khusus penanganan covid.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Hotel Mutiara 2 yang dijadikan tempat isolasi terpusat pasien Covid-19 di Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/2/2022). Hotel Mutiara 2 menjadi tempat isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 112 tempat tidur yang dikhususkan warga yang tidak memiliki KTP DIY sehingga tidak tertampung oleh tempat isolasi di kabupaten/kota. Mereka, antara lain wisatawan, pegawai yang tengah berdinas, atau mahasiswa luar daerah yang kuliah di DIY.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Hotel Mutiara 2 yang dijadikan tempat isolasi terpusat pasien Covid-19 di Malioboro, Yogyakarta, Selasa (15/2/2022). Hotel Mutiara 2 menjadi tempat isolasi terpusat (isoter) dengan kapasitas 112 tempat tidur yang dikhususkan warga yang tidak memiliki KTP DIY sehingga tidak tertampung oleh tempat isolasi di kabupaten/kota. Mereka, antara lain wisatawan, pegawai yang tengah berdinas, atau mahasiswa luar daerah yang kuliah di DIY.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menyebut, beberapa shelter penanganan Covid-19 yang sudah dioperasikan di DIY sudah mulai penuh menyusul peningkatan kasus yang terus terjadi signifikan. Bahkan, pada 24 Februari 2022 ini ada penambahan sebanyak 2.866 kasus positif, dengan total kasus aktif saat ini tercatat sebanyak 21.749 kasus.

Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pihaknya juga sudah membuka Hotel Mutiara untuk dijadikan shelter Covid-19. Hotel Mutiara 2 yang ada di bagian selatan juga sudah dioperasikan sejak beberapa hari lalu dan hampir penuh. "Hotel Mutiara 2 mulai penuh, nanti digeser ke Mutiara 1," kata Aji di kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis (24/2).

Aji menuturkan, Hotel Mutiara 1 yang ada di bagian utara Malioboro sudah siap untuk dioperasikan sebagai shelter. Kapasitas di Hotel Mutiara 1 ini dapat menampung setidaknya 96 orang. "Itu sudah siap operasi, kalau selatan (di Mutiara 2) penuh ya langsung masuk utara (di Mutiara 1). Sekarang (Mutiara 1) belum terisi, masih cukup di selatan," ujarnya.

Disebutkan, shelter-shelter yang ada di tingkat kelurahan juga sudah mulai dioperasikan. Dengan begitu, shelter di DIY dinilai masih mencukupi untuk penanganan kasus Covid-19 yang terus naik.

"Ada beberapa shelter yang masih belum penuh karena naik turun. Kadang keluar (pasien sembuh) banyak dan masuk banyak. Kalau ini kan kita nunggu masa tinggal (isolasi) di shelter itu kan sekitar lima hari, jadi agak cepat," jelas Aji.

Selain itu, pihaknya juga sudah menyiapkan anggaran belanja tak terduga (BTT) yang mencapai Rp 40 miliar untuk penanganan Covid-19. BTT ini juga digunakan untuk mengoperasikan shelter-shelter.

"Kita punya persiapan sekitar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar (BTT) untuk penanganan Covid-19. Tidak terinci (BTT ini untuk apa saja), ada untuk shelter juga dan lain-lain, tapi mana yang butuh (dianggarkan) bisa kita geser kesana," tambah dia.

Sementara itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, juga menyebut bahwa tidak ada masalah terkait shelter. Pihaknya sudah menyiapkan berbagai shelter dalam menghadapi kenaikan kasus positif saat ini.

"Penambahan shelter tidak ada masalah, kita sudah menyiapkan. (Hotel) Mutiara (kalau) penuh, kami juga punya shelter PU yang ada di Kalasan, kalau itu tidak ada masalah," kata Sultan.

Selain itu, Perhimpunan Hotel dan Resto Indonesia (PHRI) DIY menyatakan, sudah ada dua hotel di DIY yang dijadikan sebagai shelter khusus untuk penanganan Covid-19. Dua hotel ini berlokasi di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

Dijadikannya dua hotel tersebut menjadi shelter Covid-19 dalam rangka merespon kenaikan kasus akibat varian Omicron di DIY. Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan, tidak seluruh kamar di dua hotel ini yang dipakai untuk penanganan Covid-19.

"Tersedia 25 kamar (untuk hotel di Sleman) dan 20 kamar (di hotel di Yogyakarta)," kata Deddy. Hotel tersebut dijadikan tempat isolasi khususnya bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Deddy menuturkan, sudah ada kamar yang saat ini digunakan oleh pasien Covid-19.

Rata-rata, katanya, baru enam kamar yang terisi. "Sudah ada yang diisolasi, tapi tidak banyak," ujarnya.

Untuk biaya sendiri, tidak ditanggung oleh pemerintah. Namun, biaya untuk menjalani isolasi di hotel yang disiapkan oleh PHRI untuk pasien Covid-19 ini merupakan tanggungan pribadi. "Untuk biaya sendiri, paket isolasi ada yang lima hari dan ada yang untuk 14 hari," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement