REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG — PT Borong Indonesia (“Borong”) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dengan mitra distributor PT Aneka Jaya dan beberapa warung tradisional di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah.
Ruang lingkup kerjasama ini meliputi pemanfaatan platform Community Marketplace untuk membantu para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menyederhanakan rantai pasokan, memperluas jangkauan pasar dan distribusi, termasuk mengelola data pelanggan.
“Melalui kemitraan strategis ini Borong berharap para pelaku UMKM memiliki kemampuan untuk bersaing, mengembangkan usaha sekaligus berkontribusi dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi di Kota Semarang,” ungkap Country Manager Borong Indonesia, Ronald Sipahutar, di Semarang, Kamis (19/5).
Menurutnya, penandatanganan MoU hari ini merupakan bentuk komitmen Borong dan PT Aneka Jaya yang memiliki kesamaan visi untuk menjadi enabler pertumbuhan ekonomi.
“Kami melihat warung tradisional sebagai potensi ekonomi masyarakat yang harus terus diberdayakan dan ditingkatkan daya saingnya mulai dari modifikasi model bisnis maupun pemanfaatan teknologi digital,” jelasnya.
Community Marketplace --yang merupakan platform pertama di Indonesia berbasis decentralized marketplace—menjadi strategi Borong untuk membantu percepatan transformasi digital di sektor UMKM dengan tetap memperhatikan kearifan lokal.
Berbeda dengan kebanyakan marketplace berbasis centralized yang ada saat ini, dimana pelaku usaha berskala besar, menengah dan kecil disatukan dalam sebuah platform yang sama sehingga mengakibatkan pelaku UMKM menjadi sulit berkembang.
Sistem decentralized marketplace dirancang Borong untuk menyasar target market yang spesifik dan berada di lingkungan sekitar. “Karena itu, decentralized marketplace lebih memungkinkan untuk menciptakan persaingan usaha yang sehat dan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Aneka Jaya, Kwik Handoyo Sugiarto menambahkan, pandemi Covid-19 telah mendorong percepatan transformasi digital. Pelaku usaha harus mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan yang ada, termasuk perkembangan teknologi.
“Harapan kami platform rantai pasok terintegrasi dari Borong dapat membantu menyederhanakan proses distribusi, memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan nilai transaksi dan omzet UMKM.” katanya.
Handoyo juga menyampaikan, berbagai kendala jamak dihadapi pelaku usaha warung tradisional untuk bersaing dengan toko ritel moderen.
Karena terbatasnya variasi dan jenis barang yang dijual, kesulitan untuk mengakses ke distributor untuk membeli barang dengan harga kompetitif dan tantangan dalam menerapkan teknologi untuk meningkatkan kinerja usaha mereka.
Di Semarang Borong Indonesia akan menitikberatkan pada digitalisasi warung dan toko kelontong tradisional yang meliputi program pendampingan dan pelatihan untuk menggunakan platform Community Marketplace.
Borong juga berkomitmen untuk membantu para pelaku UMKM ‘naik kelas’ dengan membangun dan mengelola home commerce secara mandiri dengan kontrol penuh atas seluruh kegiatan perdagangannya.
“Termasuk dalam mendapatkan akses ke database pelanggan yang dapat digunakan untuk melakukan program promosi dan retensi pelanggan,” jelasnya.