Jumat 27 May 2022 19:27 WIB

Cegah Hepatitis Akut, Sekda DIY: Tak Usah Lepas Masker

Cara mencegah hepatitis akut ini tidak berbeda dengan pencegahan Covid-19.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi hepatitis akut.
Foto: Dok Republika
Ilustrasi hepatitis akut.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji meminta masyarakat untuk tetap menggunakan masker. Hal ini guna mencegah terjadinya penularan terkat hepatitis akut.  

Pasalnya, pemerintah pusat sudah melonggarkan penggunaan masker di area terbuka mengingat kondisi Covid-19 sudah terkendali. Meskipun begitu, kata Aji, diharapkan masyarakat tetap menggunakan masker untuk melindungi dari potensi penyebaran hepatitis akut.

"Kalau sekarang ini memang mengkhawatirkan itu ya. Sudah, kita tidak usah lepas masker dulu," kata Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (27/5/2022).

Aji menyebut, cara mencegah dan mengantisipasi hepatitis akut ini tidak berbeda dengan pencegahan Covid-19. Aji menegaskan, penerapan protokol kesehatan yang juga menjadi bagian perilaku hidup bersih dan sehat merupakan cara mencegah dan mengantisipasi hepatitis akut.

"Hampir sama cara mengantisipasinya (hepatitis dengan Covid-19). Selalu mengutamakan kebersihan, pakai masker, cuci tangan, pakai sabun hand sanitizer, bisa menghindari itu," ujar Aji.

Di DIY sendiri ditemukan dugaan adanya kasus hepatitis akut. Dugaan kasus hepatitis itu terjadi pada anak usia satu tahun di Kabupaten Sleman.

Namun, kasus tersebut masih harus melalui cek laboratorium untuk memastikan hepatitis akut atau tidak. Saat ini, pasien yang berasal dari Jawa Tengah tersebut masih dirawat di salah satu rumah sakit di Sleman.

"Kalau memang ada di Yogya, mungkin (kasusnya) dari luar kota, kepada tenaga kesehatan setempat harus betul-betul bisa menjaga biar tidak menular kemana-mana. Tapi kepastian sudah ada (kasus) atau belum, sampai sekarang belum ada," jelas Aji.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta, Endang Sri Rahayu mengatakan, untuk penyakit hepatitis sendiri bisa menular ke orang dewasa. Namun, dewasa sering tidak menunjukkan gejala karena daya tahan tubuhnya yang lebih baik dari anak-anak.

Meskipun begitu, Endang menegaskan bahwa yang menjadi kekhawatiran yakni dewasa menjadi carrier. Artinya, orang dewasa dapat membawa virus hepatitis dan menularkannya kepada kelompok rentan yakni anak-anak.

"Dewasa sebagai pembawa atau carrier, dia lah yang membawa (virus) ke yang lain tanpa dia yang (merasa) sakit. Bisa jadi orang dewasa itu tidak sakit karena daya tahan tubuhnya, tapi dia bisa jadi carrier," kata Endang.

Untuk itu, ia meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan penularan hepatitis akut ini. Endang meminta agar masyarakat mengenali gejala hepatitis akut dan melaporkan ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat jika ada anak yang memiliki gejala.

"Gejala awal yang perlu diwaspadai demam, mual, muntah, kembung dan anak kecil biasanya tidak nyaman atau perut sakit. Itu kewaspadaan awal. Dari masyarakat tetap untuk tidak panik tapi waspada, jangan dianggap enteng," ujar Endang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement