Rabu 17 Aug 2022 20:44 WIB

Presidensi G20 Jadi Semangat Bangkit Lebih Kuat

Kemerdekaan bukanlah puncak capaian dan kondisi final.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Fakhruddin
Peserta mengikuti peragaan busana adat Nusantara saat peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (17/8/2022). Acara yang diikuti ratusan civitas akademika UGM itu guna memperingati dan menyemarakan HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Foto: ANTARA/Andreas Fitri Atmoko
Peserta mengikuti peragaan busana adat Nusantara saat peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI di Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Sleman, D.I Yogyakarta, Rabu (17/8/2022). Acara yang diikuti ratusan civitas akademika UGM itu guna memperingati dan menyemarakan HUT Ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar upacara bendera peringatan HUT 77 RI. Upacara dipimpin langsung Rektor UGM, Prof Ova Emilia, diikuti pimpinan- pimpinan universitas dan fakultas, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa.

Ova mengajak seluruh warga mengobarkan optimisme sebagai bangsa yang dinamis, sinergis, tegas dan lugas menyongsong gerak percepatan segala sektor pembangunan bangsa. Kekuatan dan ketangguhan untuk bangkit dengan semangat gotong royong.

Baca Juga

Yang mana, melambangkan semangat persatuan dan sinergi antar lini, menjadi daya ungkit percepatan pemulihan negeri. Ia menilai, Forum Presidensi G20 tahun ini jadi bukti Indonesia awali semangat pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

Seperti peran Kementerian Dikbud Ristek dalam menjalin kolaborasi global dan bergotong-royong memulihkan dan membangkitkan sistem pendidikan, Yang mana, lanjut Ova, menjadi angin segar bagi ekosistem pembelajaran di Indonesia.

Ia merasa, ini jadi momentum mengenang, merayakan dan merefleksi kedalaman makna misi bangsa untuk bergerak dan bangkit dari keterpurukan, menyongsong perubahan peradaban yang dinamis. Kemerdekaan bukanlah puncak capaian dan kondisi final.

"Tantangan tersebut sejatinya mampu membawa UGM memasuki era perubahan besar. Pengembangan pengetahuan yang diletakkan dalam situasi kedaruratan atau kondisi krisis, mampu memberikan peluang kelahiran inovasi, mempererat sinergi dan kolaborasi untuk bertransformasi membangun negeri," kata Ova, Rabu (17/8/2022).

Ova meminta, UGM mampu menyediakan segala orientasi untuk membangun kecakapan, dalam rangka menjawab situasi kedaruratan. Sekaligus, menebarkan manfaat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa lewat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sebab, pengetahuan yang mendorong kepekaan dan nalar berpikir kritis, membuka perspektif baru, mengasah kapasitas pemecahan masalah dan penguatan karakter tanpa menanggalkan jati diri. Ini jadi nilai dasar pengembangan keilmuan UGM.

Inovasi yang dilakukan UGM tidak terlepas dari adaptasi, sinergi dan kolaborasi interdisiplin yang jadi kunci pengembangan keilmuan hari ini. Keberanian untuk melampaui kondisi krisis dan menghasilkan inovasi, menjadi daya picu bagi UGM.

Terutama, dalam rangka menopang pembangunan masa depan agar tidak menjadi potensi lingkaran krisis baru. Ova turut meminta seluruh civitas akademika UGM untuk bisa memaknai kemerdekaan selaras dengan profesi dan kompetensi diri.

Saling merapatkan barisan, bergandengan tangan untuk memperkuat solidaritas, dan membangun spirit persatuan demi kemajuan bangsa. Ova mengingatkan, prasasti sejarah telah mencatat setiap gerak perjuangan dalam menggapai kemerdekaan.

"Kini, saatnya kita semua berkesempatan untuk merajut kemerdekaan dalam semangat gotong royong, dan kembali memulihkan serta membangkitkan Indonesia Merdeka," ujar Ova.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement