Rabu 14 Sep 2022 08:23 WIB

PP Muhammadiyah Terima Silaturahim Dubes Australia

Mereka berdiskusi tentang persoalan agama secara lebih mendalam, tidak parsial.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Logo Muhammadiyah.
Foto: Wikipedia
Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menerima kunjungan Duta Besar Australia, Penny Williams, di Yogyakarta, Selasa (13/9/2022). Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Haedar Nashir mengatakan, kunjungan kali ini meliputi beberapa pembahasan.

Pertama, selama ini Muhammadiyah dan Kedubes Australia sudah bersambung relasi yang baik sejak 2000. Kali ini, Dubes Australia yang baru hadir untuk secara resmi silaturahim. Kedua, membuka peningkatan kerja sama yang sudah berlangsung baik dengan Aisyiyah, Muhammadiyah dan seluruh elemen Persyarikatan Muhammadiyah dalam berbagai program. Bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan, rencananya akan ditingkatkan kembali, sehingga program itu semakin diperluas.

Ketiga, bertukar pandangan tentang berbagai persoalan. Haedar mengatakan, soal-soal yang dibahas seputar kekerasan, radikalisme, tapi dengan perspektif yang kita sama-sama lebih melihat persoalan secara inti atau lebih secara mendalam.

"Karena Dubes Australia yang sekarang ini pendekatan antropologinya bagus dan memahami Indonesia juga Malaysia dari pengalamannya," kata Haedar, Selasa (13/9).

Jadi, lanjut Haedar, mereka berdiskusi tentang persoalan-persoalan agama tapi secara lebih mendalam, tidak parsial. Karenanya, pembahasan menjadi positif. Kemudian, akan pula ditingkatkan untuk program beasiswa dan lain sebagainya.

Itu semua merupakan bagian dari apa yang selama ini sudah dilaksanakan. Haedar turut menyampaikan perkembangan Muhammadiyah Australia College di Melbourne. Muhammadiyah berterima kasih kepada Kedubes Australia yang telah memberi izin.

Selain itu, memberikan dukungan penuh kepada program tersebut. Maka itu, Haedar menilai, Australia menjadi negara tetangga yang selain dekat, memiliki hubungan baik dengan Indonesia. Karenanya, kesalingpahaman dan kerja sama perlu diperluas.

Menurut Haedar, Australia termasuk negara maju yang bisa berkolaborasi untuk pengembangan pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya. Bisa saling memberikan perspektif lebih maju sejalan pandangan Muhammadiyah akan Islam yang berkemajuan.

"Kami juga menyampaikan tentang kondisi Muhammadiyah dengan seluruh geraknya dan tadi terakhir kita memberi ini, simbol syal Muktamar Muhammadiyah Aisyiyah ke-48 kepada Ibu Dubes sebagai kenang-kenangan," ujar Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement