Selasa 15 Nov 2022 15:40 WIB

Ekspor Jatim Turun 4,98 Persen Sepanjang Oktober 2022

Penurunan tersebut dipicu turunnya kinerja ekspor migas maupun non migas.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Truk trailer melintas di lapangan penumpukan kontainer di PT Terminal Petikemas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur.
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Truk trailer melintas di lapangan penumpukan kontainer di PT Terminal Petikemas Surabaya, Surabaya, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Nilai ekspor Jawa Timur tercatat mengalami penurunan sebesar 4,98 persen pada Oktober 2022 jika dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 2,03 miliar dolar AS menjadi 1,93 miliar dolar AS.

Meski demikian, jika dibandingkan Oktober 2021, nilai ekspor Jatim masih mengalami kenaikan sebesar 2,93 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Dadang Hardiwan menjelaskan, penurunan nilai ekspor tersebut dipicu turunnya kinerja ekspor migas maupun non migas.

Ekspor sektor non migas turun 4,99 persen jika dibandingkan September 2022, yaitu dari 1,90 miliar dolar AS menjadi 1,81 miliar dolar AS. Nilai ekspor sektor non migas berkontribusi sebesar 93,66 persen dari total ekspor Jatim.

"Nilai ekspor sektor migas pada Oktober 2022 juga turun 4,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 128,68 juta dolar AS menjadi 122,51 juta dolar AS. Peranan ekspor sektor migas menyumbang 6,34 persen," ujarnya, Selasa (15/11/2022).

Golongan lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jatim dengan nilai transaksi sebesar 244,30 juta dolar AS. Naik 7,69 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 226,85 juta dolar AS.

Golongan komoditas ini berkontribusi sebesar 13,50 persen pada total ekspor nonmigas Jatim dan paling banyak diekspor ke Tiongkok dengan nilai 90,45 juta dolar AS. Selain ekspor, impor Jatim pada Oktober 2022 juga turun mencapai 9,05 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya.

Yaitu dari 2,82 miliar dolar AS menjadi 2,56 miliar dolar AS. Penurunan nilai impor disebabkan terjadinya penurunan kinerja impor sektor migas maupun non migas.

Impor migas ke Jatim sepanjang Oktober 2022 mengalami penurunan sebesar 28,43 persen, yakni dari 821,24 juta dolar AS menjadi 587,78 juta dolar AS. Impor migas menyumbang 22,94 persen dari total impor Jatim sepanjang Oktober 2022.

Nilai impor nonmigas ke Jatim pada Oktober 2022 juga turun 1,08 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yakni dari 2,00 miliar dolar AS menjadi 1,97 miliar dolar AS. "Impor nonmigas menyumbang 77,06 persen dari total impor Jatim pada Oktober 2022," kata Dadang.

Golongan mesin dan peralatan mekanis (HS 84) merupakan komoditas utama impor nonmigas Jatim, dengan nilai transaksi sebesar 190,16 juta dolar AS. Naik sebesar 5,16 persen dari bulan sebelumnya yang hanya 180,83 juta dolar AS.

Kelompok barang ini mempunyai peranan 9,63 persen dari total impor nonmigas Jatim, dan utamanya diimpor dari Tiongkok sebesar 73,47 juta dolar AS. Dadang melanjutkan, berdasarkan catatan terssbut, neraca perdagangan Jatim sepanjang Oktober 2022 mengalami defisit sebesar 631,01 juta dolar AS.

Secara kumulatif, pada periode Januari-Oktober 2022 neraca perdagangan Jatim juga masih mengalami defisit 7,85 miliar dolar AS.  "Defisit pada sektor migas 6,24 miliar dolar AS, dan sektor nonmigas sebesar 1,61 miliar dolar AS. Kedua sektor tersebut perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan Jatim secara berubah menjadi surplus," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement