REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menyalurkan bantuan untuk penanganan bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, Jumat (2/12). Total bantuan yang disalurkan mencapai lebih dari Rp 1,5 miliar.
Bantuan itu berasal dari berbagai instansi maupun masyarakat di DIY. Rinciannya yakni, bantuan dari Pemda DIY sebesar Rp 1 miliar, bantuan dari perangkat daerah dan peserta didik SMA/SMK di DIY mencapai Rp 323.200.000.
Selain itu, dari perbankan mencapai Rp 200 juta, dari Badan Musyawarah Perbankan Daerah DIY sebesar Rp 15 juta, dan dari Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan sebesar Rp 10 juta.
"Total bantuan uang senilai Rp 1.548.200.000," kata Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana, dalam acara pelepasan tim pengiriman bantuan penanganan bencana gempa Cianjur di kantor BPBD DIY, Kota Yogyakarta, Jumat (2/12).
Selain bantuan uang, juga diberikan bantuan lainnya berupa makanan hingga perlengkapan sekolah. Biwara mengatakan, disalurkan besar sebanyak 10 ton untuk korban gempa Cianjur.
Tidak hanya itu, juga disalurkan paket permakanan, paket kebersihan, dan paket perlengkapan sekolah dengan total Rp 80.986.400.
"Peristiwa gempa bumi ini menyentuh hati masyarakat di DIY, sehingga ada banyak upaya dari masyarakat untuk meringankan beban yang dialami korban di Cianjur, baik secara pribadi maupun terorganisir," ujar Biwara.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan terima kasihnya kepada pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam membantu korban gempa Cianjur. Bahkan, ia juga menyampaikan apresiasinya kepada peserta didik yang ikut berkontribusi.
"Semua mencerminkan mewakili masyarakatnya, termasuk anak-anak ku SMKA dan SMA se-DIY yang ikut berpartisipasi. Terima kasih, bantuan terkumpul dari uang saku yang diberikan orang tua, tapi bagi saya itu luar biasa bisa terkumpul Rp 323 juta," kata Sultan.
Sultan menyebut, masyarakat DIY selalu mengambil inisiatif untuk membantu daerah lain yang terdampak bencana, terutama gempa. Hal ini juga menjadi pengingat bahwa DIY pernah mengalami gempa yang menimbulkan banyak korban dan menerima berbagai bantuan dari daerah lain.
"DIY selalu mengambil inisiatif untuk membantu daerah lain yang memang menghadapi problem gempa. Termasuk seperti di NTB maupun di tempat lain dari dulu," ujarnya.
Untuk penanganan gempa di Cianjur, DIY tidak hanya mengirimkan bantuan dalam bentuk uang atau logistik. Namun, juga dikirimkan relawan seperti Tagana, hingga tim analis.
Tim analis ini dikirimkan terkait dengan relokasi rumah terdampak gempa di Cianjur. Hal ini dikarenakan banyaknya rumah warga maupun fasilitas yang rusak akibat gempa berkekuatan 5,6 skala richter tersebut.
"Harapan saya, Pak Sekda (DIY) sama Pak Biwara jangan terlalu lama untuk menyediakan SDM (tim analis). Harapan saya tidak hanya sekedar analis, yang diminta (dari pemda Cianjur) analis untuk rehabilitasi, rekonstruksi, tapi harapan saya tidak hanya sekedar teori, tapi juga bagaimana pola sistem manajemen rehabilitasi dan rekonstruksi," jelasnya.
Sultan juga menyinggung terkait relokasi yang pernah dilakukan DIY terhadap warga yang tinggal di kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Merapi. Dengan pengalaman tersebut, diharapkan dengan tim yang dikirimkan dari DIY dapat membantu relokasi di Cianjur.
"Jadi mirip seperti 2010 di kawasan Merapi, juga melakukan relokasi. Jadi problem-problem untuk menyediakan air bersih, membuat jalan, membangun rumah dan sebagainya, di samping rumah sementara, perlu kita bantu. Tapi di sana bambu banyak, saya kira harapan saya tidak kesulitan, tapi kan karena ini (Cianjur) tidak punya pengalaman (dengan bencana sebelumnya), perlu kita bantu untuk itu," kata Sultan.