Rabu 18 Jan 2023 20:40 WIB

Antisipasi Wabah LSD, 2.000 Ekor Sapi Trenggalek Divaksinasi

Masyarakat juga agar waspada terhadap penyakit LSD.

Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyuntik sapi yang terjangkit benjolan atau Lumpy skin diseses (LSD) yang disebabkan oleh virus pox saat pemeriksaan kesehatan sapi (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Rahmad
Satgas Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) menyuntik sapi yang terjangkit benjolan atau Lumpy skin diseses (LSD) yang disebabkan oleh virus pox saat pemeriksaan kesehatan sapi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TRENGGALEK -- Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, melakukan vaksinasi pada sekitar 2.000 ekor sapi di daerah itu dalam upaya mengantisipasi penyebaran penyakit lumpy skin disease (LSD). Penyakit ini dilaporkan sudah mulai masuk wilayah Jatim.

"Vaksinasi ini kami prioritaskan untuk sapi perah. Ini karena alasan keterbatasan (sediaan) vaksin maupun alasan lainnya (kerentanan)," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Kabupaten Trenggalek, Ririn Hari Setiani di Trenggalek, Rabu (18/1/2023).

Ia mengatakan, vaksinasi ini sebagai bagian dari langkah mitigasi wabah LSD yang informasinya sudah terdeteksi di wilayah Kabupaten Blitar, Sidoarjo, dan Gresik, Jatim.

Vaksinasi itu bisa dilakukan bersamaan dengan vaksinasi penyakit mulut kuku (PMK), karena proses penanganan penyakit PMK juga belum sepenuhnya tuntas.

"Dilaksanakan bersamaan pun bisa, vaksinasi LSD subcutan kalau PMK intra muscular. Untuk capaian vaksin PMK di Trenggalek, vaksinasi pertama sebanyak 4.889 ekor, vaksinasi kedua sebanyak 9.140 ekor, dan vaksinasi ketiga (afthomune) sebanyak 27.737 ekor," katanya.

Menurut dia, revaksinasi sapi bertambah 298 ekor sehingga total yang sudah divaksin sebanyak 9.719 ekor, kambing bertambah 337 ekor sehingga total yang sudah divaksin sebanyak 2.228 ekor, dan domba bertambah 47 ekor sehingga total menjadi 139 ekor.

"Kalau vaksin LSD sekali saja," ujar dia. Selain vaksinasi, pihaknya juga melakukan berbagai upaya pencegahan lainnya dengan memberikan sosialisasi kepada berbagai lapisan masyarakat.

Lewat sosialisasi itu, Ririn berharap bisa memberikan gambaran kepada masyarakat tentang apa yang harus dilakukan sehingga penyakit LSD di Trenggalek bisa dicegah.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kepada petugas jika mengetahui gejala atau ciri-ciri LSD. Masyarakat juga agar waspada terhadap penyakit LSD.

"Kami sosialisasikan lewat selebaran dan spanduk yang dipasang, kemudian KIE ke peternak dan pedagang sapi, juga di pasar-pasar dan sebagainya. Jika ada ternak mengarah pada gejala LSD, segera hubungi petugas veteriner terdekat. Alhamdulillah di Trenggalek belum ada temuan hewan ternak terpapar penyakit LSD," katanya

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement