Kamis 19 Jan 2023 15:57 WIB

Kunjungan Wisatawan ke DIY Sudah Lebihi Jumlah Sebelum Pandemi

Belanja wisatawan mencapai Rp 2,1 juta per orang.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Wisatawan memadati kawasan wisata Malioboro saat libur Natal di Yogyakarta, Ahad (26/12/2022). Pemkot Yogyakarta menargetkan kunjungan wisata hingga akhir 2022 sebesar tujuh juta wisatawan ke Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wisatawan memadati kawasan wisata Malioboro saat libur Natal di Yogyakarta, Ahad (26/12/2022). Pemkot Yogyakarta menargetkan kunjungan wisata hingga akhir 2022 sebesar tujuh juta wisatawan ke Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Peningkatan sektor pariwisata DIY cukup signifikan, yang tercermin dari sudah banyaknya kunjungan wisatawan. Dinas Pariwisata (Dispar) DIY mencatat kunjungan wisatawan ke DIY di 2022 sudah melebihi jumlah sebelum pandemi Covid-19.

Kepala Dispar DIY, Singgih Raharjo mengatakan, kunjungan wisatawan ke DIY di 2022 lebih dari 6,2 juta wisatawan. Angka tersebut bahkan melebihi kunjungan di 2019 yakni 6,1 juta wisatawan.  

"Artinya, indikator yang kemudian kita ingin sampaikan bahwa pariwisata sebelum pandemi dan setelah pandemi sudah pulih seperti 2019. Data sementaranya 6,215 juta, di 2019 sebanyak 6,1 juta sekian. Jadi (kondisi pariwisata) sudah pulih walaupun lebihnya juga tidak terlalu signifikan," katanya.

Peningkatan di sektor pariwisata juga terlihat dari tingginya belanja wisatawan di DIY. Untuk wisatawan domestik, Singgih menyebut, belanja wisatawan mencapai Rp 2,1 juta per orang. "Untuk mancanegara dihitung itu di 540 US dolar per orang, per kunjungan," ujar Singgih.

Dari dua indikator ini (jumlah kunjungan dan belanja wisatawan), bisa mencerminkan bahwa Yogya sangat dipercaya oleh para wisatawan untuk berkunjung di sini. "Dan dibuktikan daya belinya masih cukup tinggi," tambahnya.

Menurut dia, kunjungan wisatawan juga tidak terkonsentrasi di tengah kota saja atau Kota Yogyakarta. Pasalnya, kegiatan atau event pariwisata yang digelar selama 2022 disebar di seluruh kabupaten/kota di DIY.

"Itu terbukti saat Nataru, kita tidak begitu mendapatkan dampak kemacetan yang cukup parah di Yogya. Bahkan, di malam Tahun Baru kita melihat situasi yang saya kira ini sangat bagus, karena kita bisa memeratakan wisatawan berada di kabupaten dan kota," katanya.

Terkait dengan kunjungan wisatawan mancanegara ke DIY, Singgih menuturkan memang belum naik signifikan. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, seperti belum terbukanya akses perjalanan luar negeri di beberapa negara, hingga belum pulihnya beberapa penerbangan internasional.

"Direct flight juga tidak begitu lengkap seperti yang dulu. Tapi saya kira ini menjadi progres yang sangat baik bahwa wisatawan mancanegara juga sudah mulai banyak datang ke Yogya," jelas Singgih.

Meski begitu, penerbangan langsung dari DIY saat ini terus dilakukan penambahan untuk menunjang sektor pariwisata. Seperti penerbangan langsung menuju dan dari Singapura dan Malaysia ke Yogyakarta International Airport (YIA).

"Singapura ada Scoot, Air Asia, Batik juga ada sebentar lagi tanggal 30 (Januari 2023) besok dan itu (penerbangannya) hampir daily. Malaysia juga sama, Batik juga akan terbang di sana mendampingi Malaysia Airlines dan Air Asia. Sebentar lagi insya Allah ada Smile dari Bangkok ke YIA. Ini pasti akan mempengaruhi kunjungan wisatawan, baik ASEAN maupun dari beberapa negara dari Eropa maupun Timur Tengah," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement