Selasa 14 Feb 2023 07:57 WIB

Jelang Pemilu, Masyarakat Wajib Waspadai Kampanye Hitam

Dalam memilih wakil rakyat ada tiga tahapan yang dilalui oleh pemilih.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi Kampanye Hitam
Foto: Republika
Ilustrasi Kampanye Hitam

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ach Apriyanto Romadhan meminta masyarakat terutama pemilih muda untuk mewaspadai kampanye hitam. Hal ini diungkapkan mengingat dalam waktu dekat akan dilaksanakan Pemilu serentak pada tahun mendatang.

Menurutnya, dalam memilih wakil rakyat ada tiga tahapan yang dilalui oleh pemilih. Pertama, yakni akses sumber informasi yang berkaitan dengan wakil rakyat bakal calon. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat program kerja maupun track record-nya. 

Langkah kedua, yaitu proses di mana pemilih ikut dalam melakukan pemungutan suara. Selanjutnya, pasca di mana pemilih mengawal calon yang terpilih dan melihat apakah mereka berhasil dalam struktur legislatif. "Kemudian melihat apakah mereka menjalankan program-program yang telah dijanjikan ketika berkampanye,” katanya.

Pria disapa Achmad Ini juga menekankan bahwa pemilih yang baik adalah mereka yang memiliki orientasi terhadap program kerja dan track record dari calon wakil rakyat. Maka, perlu adanya pendidikan politik yang diberikan oleh partai pengusung calon maupun pihak lainnya. Hal ini dilakukan bukan hanya menjelang pemilu, tetapi dilakukan secara periodik dan berkelanjutan. Situasi tersebut dapat meningkatkan pengetahuan bagi pemilih terkait pemilu maupun politik.

Sejalan dengan hal itu, pendidikan politik akan meningkatkan kepercayaan pemilih terhadap kapasitas calon. Selain pendidikan politik, penting juga peran dari media sosial dalam mengkampanyekan berita-berita politik. "Baik itu prestasi maupun pribadi calon-calon yang diusung," jelasnya.

Selain itu, media sosial nyatanya juga dapat menjadi kampanye hitam dalam memberikan berita-berita bohong informasi calon wakil rakyat tertentu. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus lembaga pendidikan maupun lembaga masyarakat yang memiliki kepedulian dalam pendidikan politik. Dengan meningkatnya pendidikan politik dari stakeholder akan meningkat pula modal intelektual para pemilih pemula.

Menurut dia, fungsi pendidikan ini adalah meningkatkan kemampuan literasi. Hal ini tentu akan meningkatkan penjaringan informasi dalam memilih calon atau partai yang akan dipilih.

Untuk melihat track record calon, ini dapat dilihat dari keanggotan partai politik calon, latar belakang calon melalui akses yang diberikan oleh KPU dan dari berbagai media. Dengan demikian, pemilih dapat membandingkan informasi yang didapat, menyaring informasi sepadat mungkin dan selektif. Hal ini diharapkan masyarakat tidak mudah terbawa arus kampanye hitam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement