Jumat 17 Feb 2023 16:22 WIB

Banjir, Tujuh SD di Solo Berlakukan PJJ untuk Ribuan Siswa

Sementara ini terdapat enam sekolah yang digunakan tempat sebagai pengungsian.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Warga mengungsi ke sebuah sekolah saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/2/2023). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo sebanyak 21.846 jiwa dari 15 Kelurahan di Kota Solo terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah anak sungai Bengawan Solo.
Foto: ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Warga mengungsi ke sebuah sekolah saat banjir di Kampung Joyotakan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (17/2/2023). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo sebanyak 21.846 jiwa dari 15 Kelurahan di Kota Solo terdampak banjir akibat meluapnya sejumlah anak sungai Bengawan Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo Dian Rineta menyebut terdapat tujuh sekolah dasar (SD) yang digunakan untuk pengungsian sementara korban banjir yang melanda empat kecamatan di 16 kelurahan. Oleh sebab itu, pihaknya memutuskan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Dian menyebutkan, sementara ada enam sekolahan yang digunakan tempat sebagai pengungsian. Di antaranya SDN Kalangan, SDN Dadapsari, SD Muhammadiyah 6 Kampung Sewu, SDN Wiropaten, SD Muhammadiyah 18, serta SDN Joyontakan. Namun, ia mengatakan bahwa masih melakukan proses inventarisasi.

"Karena sekolah dijadikan tempat pengungsian, kita lakukan PJJ sementara. Untuk guru-gurunya juga kita WFH-kan. Ini sedang kita inventarisasi sekolah-sekolah yang digunakan untuk mengungsi dan terkena banjir," kata Dian, Jumat (17/2/2023).

Dian menjelaskan bahwa sampai sekarang ada dua sekolahan yang terdampak banjir. Di antaranya adalah SMPN 6 Solo dan TK pembina di Jebres. 

Pihaknya mengungkapan pemberlakuan PJJ sampai banjir surut dan warga sudah kembali ke rumah. Meski ia menyebut ada beberapa sekolah yang pekan depan akan mengadakan ujian. 

"Yang paling terdampak ini Jebres. Sekolah yang terdampak banjir SMPN 6 Solo. Selama masih terdampak ya PJJ, padahal Senin besok ada yang harus menjalani tes. Ya nanti kita atur lagi," ungkapnya. 

Sementara itu, Kepala SMPN 6 Solo Purnomo mengatakan bahwa banjir kali ini adalah yang tertinggi di enam tahun terakhir. Ia menyebut ketinggian air di kelas mencapai 20 sentimeter dan sudah turun menjadi 5 sentimeter. 

"Sebenarnya ini yang tertinggi sejak enam tahun kemarin yang ketinggian di kelas sampai 50 sentimeter.  Ini sudah turun jadi 5 sentimeter karena sungai yang ada di depan sekolahnya ini sudah mulai turun jadi rekan-rekan kami bisa langsung cek di lokasi," katanya. 

Purnomo menyebut bahwa air memasuki area sekolah Kamis (16/2/2023) sekitar pukul 15.00 WIB. Kendati demikian ia bersyukur lantaran banyak siswa yang sudah pulang ke rumah. 

Pihaknya berharap banjir segera surut. Pasalnya 20 ruang kelas terendam banjir. Alasannya Senin depan merupakan jadwal latihan ujian sekolah untuk siswa kelas IX.

"Mulai pagi tadi karena air belum turun seizin dinas pendidikan proses pembelajaran kita lakukan secara jarak jauh dan guru-gurunya WFH. Harapannya ya segera surut soalnya siswa kelas VII dan VIII PJJ, tapi siswa kelas IX mulai latihan ujian sekolah. Jadi kami berharap banjirnya segera surut agar ruang kelas bisa digunakan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement