Kamis 27 Apr 2023 23:00 WIB

Sukabumi Antisipasi Sungai Tercemar Bakteri E-coli

DLH Sukabumi lakukan uji laboratorium sejumlah air sungai berpotensi tercemar E-coli.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Nora Azizah
DLH Sukabumi lakukan uji laboratorium sejumlah air sungai berpotensi tercemar E-coli.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
DLH Sukabumi lakukan uji laboratorium sejumlah air sungai berpotensi tercemar E-coli.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi mengantisipasi adanya potensi aliran sungai tercemar bakteri fecal coli. Pihaknya mengambil sampel air sungai di 29 titik dari 16 sungai yang ada di wilayah Kota sampai perbatasan dengan Kabupaten. Dari hasil pantauan dan sample air yang telah di cek di laboratorium, hanya satu titik yang baku mutu airnya terpenuhi.

"Air Sungai Cisaray yang berlokasi di Kelurahan Subangjaya, masih memenuhi standar," ujar Fungsional Pengendalian Dampak Lingkungan pada DLH Kota Sukabumi Yuyu Furyuanti, kepada wartawan, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga

Sementara sisanya dinilai terancam tercemar bakteri Fecal Coli. Ia mengatakan, aliran sungai dengan nilai pencemarannya harus diwaspadai karena mencapai 6,88 Fecall Coli, berlokasi di Kelurahan Cipanengah, Kecamatan Lembur Situ.

Bakteri ini bersumber dari kotoran manusia dan hewan yang dibuang ke sungai. Jika tercemar maka tidak baik terhadap kesehatan manusia dan bisa mengakibatkan penyakit kulit.

"Kalau tercemar bisa berdampak terhadap penyakit kulit bikin gatal-gatal," cetus Yuyu. 

Dari hasil ini juga menunjukkan kualitas baku mutu air di Kota Sukabumi tercemar ringan. Yuyu menuturkan, wilaya Sukabumi sendiri tidak memiliki sumber mata air karena aliran 16 sungai bersumber dari wilayah Kabupaten Sukabumi. Namun, DLH akan terus melakukan evaluasi dampak sungai yang tercemar.

Bahkan DLH terus melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui kelurahan-kelurahan yang ada. Targetnya agar masyarakat tidak membuang kotoran maupun sampah ke sungai.

Termasuk lanjut Yuyu, pantauan ke lokasi para pelaku usaha, agar mengolah limbah industrinya dan tidak dibuang ke sungai. Terutama melalui program kampung iklim atau proklim yang setiap tahun berjalan.

"Kami akan memberikan edukasi ke masyarakat tentang pengelolaan sampah, dan sampah maupun kotoran tidak dibuang ke sungai," kata Yuyu. 

DLH juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam sosialisasi ke masyarakat untuk membuat septi tank komunal agar masyarakat tidak membuang kotorannya ke sungai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement