Sabtu 29 Apr 2023 11:30 WIB

Terlibat Proyek 'Aku, Chairil!', Lukman Sardi: Ini Luar Biasa Bagi Anak Muda

Lukman Sardi mengenal sosok Chairil Anwar sejak masih di sekolah dasar.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Qommarria Rostanti
Lukman Sardi di Artina Art Space, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (28/4/2023).
Foto: Republika/Meiliza laveda
Lukman Sardi di Artina Art Space, Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (28/4/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah produksi Miles Films meluncurkan serial antologi seni video “Aku, Chairil!” pada Jumat (28/4/2023). Serial tersebut dirilis bertepatan pada Hari Peringatan Nasional sekaligus kematian Chairil Anwar.

Publik mulai bisa menontonnya mulai hari ini pukul 18.30 WIB di Indonesiana.TV yang dikelola oleh Balai Media Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). Proyek ini melibatkan seniman dan aktor kenamaan Indonesia, salah satunya adalah Lukman Sardi.

Baca Juga

Lukman mengaku sudah mengenal sosok Chairil Anwar sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). “Selalu cari Chairil Anwar dulu saat SD. Tapi dulu sifatnya menghafal puisi di depan kelas bukan mendalami,” kata Lukman di Artina Art Space, Sarinah, Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Salah satu karya Chairil Anwar yang dibacakan oleh Lukman adalah "Derai-Derai Cemara". Tahap pertama proyek, Lukman mulai membaca karya tersebut.

 

Saat membaca, dia merasakan rasa yang dalam seperti orang putus asa, sakit, dan penyesalan yang luar biasa. Rasa yang dihadirkan oleh Chairil tidak terputus hingga saat ini. Setelah itu, Lukman masuk pada tahap rekaman.

Lukman mengaku sangat takjub melihat audiovisualnya. “Itu rasanya luar biasa sekali lihat hasilnya. Jadi kayak punya pengalaman proses belajar baru. Bukan sekadar baca tetapi masuk ke dalam puisinya ditambah audio visual,” ujarnya.

Menurut dia, proyek “Aku, Chairil!” akan menjadi hal yang luar biasa bagi anak muda sekarang. Terlebih, mereka tumbuh di era digital saat gawai sangat berkontribusi pada kehidupan mereka.

“Ini akan menjadi hal yang luar biasa bagi anak muda. Mereka mungkin menganggap puisi sebagai sesuatu yang berat, kaku, tidak bisa dinikmati dan digantikan dengan Tiktok. Terima kasih banget buat aku proyek ini menjadi proses belajar baru,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement