Selasa 12 Sep 2023 09:16 WIB

Soal Kasus Doping Pogba, Dokter: Penggunaan Testosterone Sudah Ketinggalan Zaman

Tingginya kadar testosterone Pogba bisa disebabkan efek pengobatan cedera.

Rep: Reja Irfa Wdodo/ Red: Israr Itah
Gelandang Juventus Paul Pogba
Foto: EPA-EFE/ALESSANDRO DI MARCO
Gelandang Juventus Paul Pogba

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Gelandang Juventus Paul Pogba harus menjalani skorsing karena gagal lolos tes doping yang digelar selepas laga Juventus kontra Udinese, tengah bulan lalu. Kadar testosterone gelandang asal Prancis itu diketahui melampaui level ambang batas yang ditetapkan oleh penyelenggara Liga Italia.

Dalam tiga hari mendatang, mantan gelandang Manchester United itu akan menjalani tes lanjutan untuk menilai level testosterone. Selain itu, Pogba juga dilarang tampil selama otoritas berwenang menganalisa sampel darah dari pemain yang mengantarkan Prancis merengkuh titel Piala Dunia 2018 tersebut.

Baca Juga

Sokter kardiologi di Rumah Sakit Mauriziano, Turin, Giuseppe Musucemi menilai, tingginya hormon testosteron memang dapat membantu pembentukan otot, terutama untuk atlet. Namun, dampak yang diberikan hormon testosterone untuk bisa meningkatkan performa seorang atlet sangat terbatas.

Tidak hanya itu, Musucemi juga menyebut, tingginya kadar hormon testosterone juga dapat menjadi efek samping dari pengobatan yang dilakukan seorang atlet. Paparan itu pun bersifat insidental saat seorang atlet, termasuk pesepak bola, menjalani serangkaian pengobatan usai mengalami cedera.

''Itu bisa berada dalam proses pengobatan, sehingga menyebabkan kontaminasi yang tidak disengaja. Hormon itu mungkin bisa meningkatkan pembentukan massa otot, tapi hanya sedikit memberikan dampak untuk bisa meningkatkan performa. Jadi, itu bukan zat doping yang bisa meningkatkan secara drastis performa seorang atlet,'' kata Musucemi seperti dilansir Football Italia, Selasa (12/9/2023).

Tidak hanya itu, Musucemi juga mengungkapkan, penggunaan hormon testosterone untuk bisa meningkatkan performa di pentas olahraga sudah ketinggalan zaman. Hormon testosterone, ujar Musucemi, biasanya digunakan oleh binaragawan untuk memperbesar massa otot. 

"Namun, saat ini, metode itu sudah jarang digunakan dan ketinggalan zaman,'' kata Musucemi.

Menilik rekam jejaknya, Pogba diketahui sempat mengalami sejumlah cedera. Mulai cedera lutut, punggung, hingga otot. Pogba bahkan tercatat hanya tampil di 10 laga pada sepanjang musim lalu. 

Pemain berusia 30 tahun itu baru dinyatakan bebas dari cedera pada awal musim ini dan telah tampil di dua laga sebagai pemain pengganti. Jika nantinya dinyatakan bersalah dan dianggap menggunakan doping, Pogba terancam sanksi skorsing selama dua hingga empat tahun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement