Sabtu 10 Feb 2024 06:53 WIB

Tanggapi Kasus Dante, Psikolog Sebut Pelaku Kemungkinan Punya Kepribadian Sadis

Orang berkepribadian sadis cenderung melampiaskan yang ia rasakan ke orang lain.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Tim dokter forensik saat melakukan proses ekshumasi jenazah anak dari artis Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Selasa (6/2/2024). Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama tim Forensik RS Polri melakukan ekshumasi terhadap korban anak dari artis Tamara Tyasmara nerinisial D (6) yang tenggelam di kolam renang kawasan Jakarta Timur untuk dilakukan proses penyelidikan atau penyidikan dengan mengutamakan pembuktian melalui scientific investigation crime dalam mengungkap penyebab kematian korban.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tim dokter forensik saat melakukan proses ekshumasi jenazah anak dari artis Tamara Tyasmara di TPU Jeruk Purut, Jakarta, Selasa (6/2/2024). Ditreskrimum Polda Metro Jaya bersama tim Forensik RS Polri melakukan ekshumasi terhadap korban anak dari artis Tamara Tyasmara nerinisial D (6) yang tenggelam di kolam renang kawasan Jakarta Timur untuk dilakukan proses penyelidikan atau penyidikan dengan mengutamakan pembuktian melalui scientific investigation crime dalam mengungkap penyebab kematian korban.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus meninggalnya bocah lelaki enam tahun bernama Dante telah menunjukkan titik terang. Penyidik Polda Metro telah menangkap seorang pria berinisial YA yang ditetapkan sebagai tersangka. YA adalah kekasih Tamara Tyasmara, ibu Dante.

Insiden itu menjadi perhatian publik sebab khalayak merasa ada yang aneh dari meninggalnya Dante. Almarhum semula hanya diketahui meninggal dunia pada Sabtu (27/1/2024) saat sedang berenang di bilangan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Baca Juga

Terkini, telah tersebar rekaman CCTV yang memperlihatkan YA menenggelamkan Dante berulang kali hingga bocah lelaki itu tidak bernyawa. Banyak orang berang dengan aksi YA, namun hingga kini polisi belum mengungkap apa sebenarnya motif pelaku.

Menanggapi kasus tersebut, psikolog anak, remaja, dan keluarga Sani Budiantini Hermawan mengatakan bahwa untuk mengetahui motif pelaku memang perlu ada pemeriksaan lebih lanjut. Namun, Sani memberikan pandangannya dari sudut pandang psikologi.

"Yang jelas ada perilaku sadis di sini, yang dilakukan oleh orang dewasa terhadap seorang anak. Perilaku sadis ini bisa banyak faktor. Ada trigger, bisa karena kesal, amarah, balas dendam," ujar Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani itu saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (9/2/2024) malam.

Dalam psikologi, orang dengan kepribadian sadis cenderung melampiaskan apa yang dia rasakan kepada orang lain. Orang itu akan memperoleh kesenangan dari rasa sakit atau penderitaan orang lain. Ada yang menyakiti orang lain secara langsung, dan ada juga yang hanya menyaksikan aktivitas sadis dan menikmatinya secara tidak langsung. 

Perilaku sadis dan menimbulkan rasa....

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement