Selasa 28 Feb 2023 08:40 WIB

UMM Terus Lebarkan Kerja Sama dengan Perusahaan Jepang

Sudah ada 29 perusahan Jepang berkolaborasi dengan vokasi UMM.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) semakin melebarkan kerja sama dengan perusahaan Jepang OS Selnajaya.
Foto: Dok.Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) semakin melebarkan kerja sama dengan perusahaan Jepang OS Selnajaya.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) semakin melebarkan kerja sama dengan perusahaan Jepang OS Selnajaya. Hal tersebut terbukti dari penandatanganan kerja sama pada 'Seminar Peluang Berkarir di Jepang di Bidang Konstruksi' yang diadakan oleh Vokasi UMM pada 25 Februari lalu.

Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM, Tulus Winarsunu menilai, kerja sama ini merupakan pengembangan dari skema yang sudah ada sebelumnya. Sejauh ini, sudah ada 29 perusahan Jepang yang telah berkolaborasi dengan vokasi UMM.

Melalui kerja sama ini, UMM ingin mengubah pandangan orang Indonesia tentang bekerja di luar negeri. "Mereka bisa bersaing dengan SDM lainnya selama punya tekad kuat dan belajar dengan baik. Sehingga mampu menjadi profesional yang resmi dan legal,” ungkap Tulus.

Sementara, Project Leader Japan Association for Human Resources, Shikano Naoya menjelaskan tentang sistem spesified skill worker (SSW) di Jepang. Dia menjelaskan per Juni 2022 total penduduk Indonesia di Jepang sebanyak 83,169 orang.

Dari jumlah tersebut, 47 persen atau 39.177 orang Indonesia di Jepang merupakan pegawai magang dan 11 persen atau 9.481 orang sebagai SSW. Menurut dia, sistem ini dibuat guna membantu permasalahan kekurangan sumber daya manusia (SDM) di Jepang.

Hal ini dilaksanakan dengan menargetkan pekerja yang memiliki kemampuan, pengalaman serta pengetahuan yang cukup di bidangnya masing-masing. Adapun pekerja sebagai SSW memiliki status kependudukannya sendiri.

Lebih lanjut Shikano menjelaskan, sejak April 2019, SSW terbagi menjadi dua status kependudukan, 1 dan 2. Perbedaannya adalah kependudukan nomor 2 terkait pekerja yang memiliki kemampuan lebih baik ketimbang nomor 1.

Mereka juga bisa memperpanjang periode tinggal serta dapat membawa keluarganya ke Jepang. Adapun SSW di bidang konstruksi terbagi menjadi tiga jenis pekerjaan yaitu teknik sipil, arsitektur, utilitas dan fasilitas.

Gaji yang didapat SSW rata-rata sekitar 230 ribu yen atau setara dengan Rp 26 juta per bulan. Namun untuk menjadi SSW, pekerja diwajibkan lulus ujian bahasa Jepang (Japan Foundation Test) JFT level A2 dan ujian SSW nomor 1.

Pada kesempatan itu, turut hadir President Director OS Selnajaya Jakarta, Satoshi Miyajiama. Dia mengatakan, tujuan seminar ini untuk memperbanyak peluang kerja sama di Indonesia khususnya dengan UMM. Dalam hal ini, Japan Association Construction for Human Resource (JAC) mempercayakan UMM sebagai mitra dalam proses training dan seleksi untuk SSW.

Dia berharap kedatangan JAC dapat menambah peluang pekerja Indonesia untuk berkarya di Jepang. "Sehingga tujuan utama dari SSW bisa tercapai dengan maksimal,” kata Satoshi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement