Selasa 14 Mar 2023 20:26 WIB

Bangga, Siswa SMK 7 Muhammadiyah Malang Mampu Buat Mobil Listrik Canggih

Mobil itu sempat digunakan Presiden Jokowi saat Muktamar ke-48 di Solo.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
SMK 7 Muhammadiyah Gondanglegi di Kabupaten Malang termasuk salah satu sekolah yang sudah lama menghasilkan karya mobil listrik.
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
SMK 7 Muhammadiyah Gondanglegi di Kabupaten Malang termasuk salah satu sekolah yang sudah lama menghasilkan karya mobil listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk melihat inovasi mobil listrik. Indonesia nyatanya sudah lama memiliki kemampuan memproduksi mobil tersebut sejak lama.

SMK 7 Muhammadiyah Gondanglegi di Kabupaten Malang termasuk salah satu sekolah yang sudah lama menghasilkan karya mobil listrik. Bahkan, siswa di sekolah tersebut telah menghasilkan tiga seri mobil dari 2012, 2014, hingga 2022.

Khusus dua seri terakhir sempat digunakan oleh Presiden RI Joko Widodo dan rombongannya dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta, Jawa Tengah. Kepala SMK 7 Muhammadiyah Gondanglegi, Munali menjelaskan, ide pembuatan mobil listrik sudah dilakukan sejak 2009 lalu.

Inisiatif muncul ketika ada pertemuan dengan para ahli dari ITS tentang bagaimana mengembangkan mobil listrik. "Cuma sebenarnya tidak hanya mobil (listrik seutuhnya, red.) tetapi (termasuk, red) mobil tenaga matahari juga sehingga disebut Suryawangsa," kata Munali saat ditemui Republika di SMK 7 Muhammadiyah Gondanglegi, Malang, Selasa (14/3/2023).

Untuk seri pertama, proses mobil hybrid tenaga listrik dan panel surya tersebut berlangsung cukup lama. Karena masih pertama, pihaknya baru dapat meluncurkan mobil tersebut pada 2012.

Mobil seri ini bentuknya mini karena fokus timnya lebih ke proses kekuatan motornya. Selanjutnya, sekolahnya kembali meluncurkan seri kedua pada 2014 dengan sistem yang sama, yakni hybrid.

Namun bentuk mobil tersebut berupa microbus karena ukurannya lebih besar dan berisi enam penumpang. Kemudian seri terakhir memiliki bentuk lebih kecil, sistem full listrik dan diluncurkan pada November 2022.

Jonathan Widodo Wiji Saputra termasuk salah satu siswa SMK 7 Muhammadiyah Gondanglegi yang terlibat dalam pembuatan mobil seri ketiga. Dia bersama tujuh hingga delapan siswa lainnya bertugas untuk menyelesaikan mobil tersebut dalam satu bulan.

Hal ini karena mobil tersebut dan seri kedua terpilih untuk digunakan dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta pada November lalu. Jonathan masih mengingat betul bagaimana teman-temannya mulai merakit dari sisi kelistrikan, motor, dan sebagainya.

Ini dilakukan mereka setiap hari tanpa jeda waktu. Sampai-sampai dia dan teman-temannya bersama para guru harus menginap di sekolah. Semula, Jonathan merasa sulit untuk dapat menyelesaikan mobil seri 3 dalam satu bulan.

Akan tetapi berkat keyakinan dan kerja sama tim, rasa optimisme pun terus menyemangati mereka. Hingga akhirnya, mobil seri 3 termasuk seri 2 yang telah disesuaikan bentuknya dapat digunakan Presiden RI Joko Widodo dan rombongannya dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah di Surakarta.

Fitur anti kantuk

Berbeda dengan seri sebelumnya, kata Jonathan, mobil seri ketiga tersebut memiliki fitur anti kantuk. Fitur ini semacam peringatan untuk pengemudi mobil yang mulai merasa mengantuk saat berkendara.

Menurut Jonathan, ada dua cara yang digunakan fitur tersebut untuk memperingatkan pengemudi yang mengantuk. Pertama, yakni dari buzzer dan notifikasi dari ponsel.

"Terus untuk tahap berikutnya, kalau driver tidak respons terhadap sistem, maka sistem akan aktifkan break agar mobil tidak terus berjalan. Mengurangi kecepatan saja," ujarnya.

Menurut Jonathan, mobil ini terbukti mampu menempuh jarak dengan cukup baik. Hal ini dapat dilihat ketika mobil tersebut digunakan sekitar 60 kilometer (km) dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) hingga Stadion Manahan Solo.

Jonathan menjelaskan, mobil tersebut sebelumnya telah diisi daya listriknya sekitar delapan jam. Dibandingkan seri sebelumnya, daya tahan mobil seri ketiga memang lebih kuat.

Mobil seri kedua diketahui harus diisi dayanya sebanyak dua kali karena versinya memang lebih lama. Di samping itu, perbedaan mobil Suryawangsa seri 2 dan 3 dapat dilihat dari motornya. "Motornya di Suryawangsa 2 dan 3 cukup jauh. Lebih kuat yang ketiga," jelas siswa berusia 18 tahun tersebut.

Selanjutnya, Jonathan mengaku saat ini sedang mengembangkan mobil seri 3 dengan menambah fitur baru. Fitur anti-kantuk yang sebelumnya telah terpasang akan di-update dengan sistem ambil alih secara langsung. Artinya, mobil akan otomatis mengambil alih kendali apabila pengemudi terdeteksi mengantuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement