Rabu 15 Mar 2023 15:42 WIB

Optimalkan Operasi Pasar, Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Stabil

Pemkot telah menggelar operasi pasar (OP) sejak 9 Maret lalu.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Pembeli berbelanja sembako di Pasar Kranggan, Yogyakarta.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pembeli berbelanja sembako di Pasar Kranggan, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Harga bahan pokok menjelang Ramadhan 2023 di Kota Yogyakarta masih stabil. Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, tidak ada kenaikan signifikan terhadap komoditas pangan saat ini.

"Harga pangan di hari ini stabil, semua komoditas stabil, yang melonjak tinggi itu tidak ada," kata Ambar kepada Republika, Rabu (15/3/2023).

Ambar menyebut bahwa terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas yakni daging ayam dan telur. Meski begitu, kenaikannya saat ini hanya seribu rupiah per kilogram.

"Ada kenaikan di daging ayam, kemudian telur naik juga seribu rupiah, dari dua hari yang lalu grafiknya naik seribu rupiah," ujar Ambar.

Saat ini, harga daging ayam di pasar rata-rata Rp 32 ribu per kilogram. Sedangkan, untuk harga telur di pasar mencapai Rp 29 ribu per kg.

Pihaknya juga telah menggelar operasi pasar (OP) sejak 9 Maret lalu, dan akan dilakukan hingga 17 Maret nanti. Operasi pasar menjelang Ramadhan ini digelar dengan tujuan mengendalikan harga bahan pokok menjelang Ramadhan.

Ambar menuturkan, operasi pasar ini digelar di seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta hingga 17 Maret nanti. Harga jual di operasi pasar ini pun sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), atau di bawah harga jual di pasaran.

"Kalau kami di kemantren (kecamatan), telur harganya Rp 26 ribu (per kg) karena kami bekerja dengan distributor," jelas Ambar.

Komoditas yang disediakan dalam operasi pasar ini berupa beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur. Ambar menuturkan bahwa pihaknya tidak bisa menyediakan seluruh komoditas pangan, namun hanya komoditas-komoditas yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan harga di pasar-pasar tradisional agar kenaikannya masih di batas wajar. Pemantauan akan terus dilakukan hingga menjelang bahkan setelah Lebaran 2023 nanti.

"Tidak semua komoditas itu bisa kita lakukan operasi pasar, kita juga melihat kemampuan kita dan kerja sama kita dengan distributor. Terus terang, kita tidak bisa bekerja sama dengan penyedia seluruh komoditas, sehingga kita memilih komoditas-komoditas apa yang paling dibutuhkan masyarakat dan di bawah kendali kita untuk bekerja sama, itu pasti kita lakukan intervensi," tambahnya.

Dalam operasi pasar tersebut, masing-masing kecamatan mendapatkan alokasi sebanyak empat ton beras SPHP kualitas medium dengan harga Rp 9.000 per kg. Selain itu, juga dialokasikan Minyakita sebanyak 400 liter hingga 600 liter dengan harga Rp 13.500 per liter untuk kemasan bantal, dan Rp 14 ribu per liter untuk kemasan botol.

Untuk gula pasir, juga dialokasikan dengan harga Rp 13.500 per kg, dan telur ayam broiler dengan harga Rp 26 ribu per kg. "Stok (beras) tiap kemantren (kecamatan) empat ton. Tapi kalau dirasa kurang, dari Bulog DIY siap menambah. Terutama untuk kemantren-kemantren yang besar, seperti Gondokusuman dan Umbulharjo," terangnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement