Selasa 04 Apr 2023 12:13 WIB

Tanah Longsor Dominasi Kejadian Bencana Alam di Probolinggo

Struktur tanah yang jenuh dan terjal memicu terjadinya longsor di beberapa wilayah.

 Ilustrasi tanah longsor.
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Ilustrasi tanah longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mencatat bencana yang terjadi di kabupaten setempat sejak 1 Januari hingga 31 Maret 2023 sebanyak 48 bencana alam dan didominasi kejadian tanah longsor.

"Tercatat sebanyak 48 kejadian bencana alam yang meliputi 25 bencana tanah longsor, 12 bencana cuaca ekstrem dan 10 bencana banjir serta satu kejadian musibah tenggelam di sungai," kata petugas teknis Pusdalops PB Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Probolinggo, Silvia Verdiana, Selasa (4/4/2023).

Menurut dia tanah longsor merupakan kejadian yang mendominasi, yakni tercatat sebanyak 25 kejadian yang tersebar di Kecamatan Krucil, Gading, Kotaanyar, Pakuniran, Tiris, Lumbang, Maron, Paiton, Wonomerto, dan Kraksaan.

"Diduga tingginya intensitas curah hujan dan kondisi struktur tanah yang jenuh dan terjal menjadi pemicu terjadinya tanah longsor," ujarnya.

Selain itu, pada Maret 2023 juga tercatat telah terjadi 12 kejadian cuaca ekstrem yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Dringu, Kraksaan, Kotaanyar, Pakuniran, Krejengan, Lumbang, dan Sukapura.

"Kejadian cuaca ekstrem dipengaruhi adanya kondisi dinamika atmosfer dan kondisi permukiman yang strukturnya mulai lemah," kata dia.

Menurutnya bencana banjir terjadi 10 kali yang tersebar di Kecamatan Tongas, Sumberasih, Wonomerto, Dringu, Pakuniran dan Leces yang disebabkan tingginya intensitas curah hujan di wilayah Hulu, namun juga dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur, saluran drainase, serta tingginya sedimentasi.

"Bencana alam tersebut menyebabkan satu korban meninggal akibat tenggelam di sungai dan satu orang mengalami luka ringan akibat tertimpa material tanah longsor," jelasnya.

Selanjutnya total dari 48 kejadian bencana alam tersebut tercatat sebanyak 57.843 jiwa menderita akibat terdampak bencana alam sejak Januari hingga Maret 2023.

Dampak kerusakan bangunan tercatat sebanyak 31 rumah warga rusak dengan rincian 21 rumah rusak ringan, empat rumah rusak sedang dan enam rumah rusak berat.

Selanjutnya tercatat sebanyak 2.533 rumah warga tergenang akibat banjir dan terdapat 24 infrastruktur yang mengalami kerusakan yang terdiri atas kerusakan jalan, jembatan dan jaringan listrik.

"Kemudian terdapat dua fasilitas pendidikan yang mengalami rusak ringan akibat terdampak cuaca ekstrem. Dampak kejadian bencana cukup mengganggu dan menghambat aktivitas masyarakat dalam kehidupan sehari hari," ujarnya.

Intensitas kejadian bencana tertinggi terjadi di Kecamatan Pakuniran dan Lumbang yakni masing-masing tujuh kejadian, Kecamatan Kotaanyar enam kejadian, Kecamatan Tongas lima kejadian, Kecamatan Wonomerto dan Sumberasih masing-masing tiga kejadian.

Kemudian Kecamatan Sukapura, Leces, Dringu, Krejengan, Kraksaan, Gading dan Krucil masing-masing dua kejadian, selanjutnya Kecamatan Maron, Tiris dan Paiton tercatat masing-masing satu kejadian.

"Pusdalops PB berkoordinasi dengan pihak terkait. TRC PB melaksanakan identifikasi, assessment, pembersihan dampak kejadian dan distribusi logistik darurat kepada masyarakat terdampak," katanya.

Ia mengatakan beberapa titik tanah longsor telah dibersihkan sehingga dapat dilalui kembali, kemudian telah dilaksanakan kerja bakti pembersihan beberapa saluran drainase yang tersumbat.

"Sebagai upaya lanjutan akan dilaksanakan koordinasi bersama OPD berwenang dalam penanganan jangka panjang dan permanen. Kami mengimbau kepada masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam," ujar dia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement