Kamis 13 Apr 2023 14:24 WIB

Tim Urai Polda Jatim Siaga Antisipasi Kemacetan Lalin Saat Lebaran

Yang menjadi persoalan di jalur arteri, setelah keluar tol terjadi bottleneck.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Sejumlah kendaraan melintasi jalan raya Ngawi-Solo saat puncak arus balik di perempatan Kartonyono Ngawi, Jawa Timur (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah kendaraan melintasi jalan raya Ngawi-Solo saat puncak arus balik di perempatan Kartonyono Ngawi, Jawa Timur (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ditlantas Polda Jatim menyiapkan sejumlah skema dalam upaya penanganan kemacetan dan menekan angka kecelakaan lalu lintas saat arus mudik dan arus balik Lebaran Idul Fitri 2023. Di antaranya dengan menyiapkan Tim Urai yang disiagakan di jalur-jalur arteri.

Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol M Taslim Chairuddin menjelaskan, berdasarkan prediksi, akan ada kurang lebih 23 juta pemudik yang masuk ke Jatim pada Idul Fitri tahun ini. Untuk jalur tol, kata Taslim, tidak ada masalah lantaran kapasitas yang ada masih sanggup menampung.

"Yang menjadi persoalan ini jalur arteri, setelah keluar jalan tol seakan-akan bottleneck atau kemacetan. Tapi kami sudah menyampaikan kepada jajaran supaya dibentuk Tim Urai. Di mana masing-masing polres membentuk Tim Urai yang tugas pokoknya adalah fokus mengurai apabila ada kemacetan," kata Taslim, Kamis (13/4/2023).

Ia melanjutkan, pihaknya juga telah menyiapkan jalur-jalur alternatif dan rekayasa lalu lintas di sejumlah ruas jalan yang berpotensi terjadi kepadatan. Taslim pun berharap ada kerja sama dari masyarakat untuk keberhasilan skema-skema yang disiapkan.

Apapun upaya yang dilakukannya, tanpa dukungan dari masyarakat tidak akan berhasil. "Target saya kepada anggota, arus lalu lintas harus tetap jalan meskipun kecepatannya berkurang. Kalau masyarakat tidak mau bersabar, saya khawatirkan terkunci, sehingga maju dan mundur tidak bisa. Sendatan arus pasti ada, kami minta ada kesadaran dan kesabaran dari masyarakat," ujarnya.

Taslim melanjutkan, yang juga menjadi atensi adalah penurunan angka kecelakaan lalu lintas, terutama di jalur tol. Sebab, kata dia, posisi Jatim berada di ujung atau di titik-titik di mana pemudik merasa lelah setelah perjalanan jauh.

Ia menjelaskan, berdasarkan data, jumlah laka lantas di wilayah Jatim pada 2021 tercatat sebanyak 503 kasus. Kemudian pada 2022 tercatat 836 kasus, atau naik 64 persen lebih.

Di 2023, kata Taslim, ada peningkatan arus sampai dengan 30 persen jumlah pemudik. Semakin tinggi mobilisasi masyarakat di lapangan, kata dia, potensi kecelakaan lalu lintas pun pebih tinggi.

"Kami sudah meminta teman-teman Jasa Marga supaya di titik-titik rawan dipasang speed trap, insya Allah itu dipasang. Karena di titik rawan di jalan tol, pengemudi kecepatan tinggi dan cuaca gelap dan lampu penerangan kurang," kata Taslim.

Ia juga meminta agar di rest area disiapkan public addres untuk mengingatkan masyarakat setiap saat bahwa tujuan mereka mudik adalah bekumpul dengan keluarga. Oleh sebab itu jangan sampai tujuan mudiknya tidak tercapai karrna tidak bisa sampai tujuan.

"Kami sifatnya hanya melakukan upaya, nantinya kembali lagi kepada pengguna jalan itu sendiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement