REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pendiri Narasi TV, Najwa Shihab, menghadiri Ramadhan Public Lecture di Masjid Kampus Universitas Gadjah Mada (Maskam UGM), Kamis (13/4/2023). Dalam kesempatan itu, Najwa memaparkan keresahan terkait perkembangan media sosial saat ini.
Dia mengatakan, media sosial membuat seseorang merasa ekspresi kemarahannya lebih diterima. Perempuan yang akrab disapa Mbak Nana itu mencontohkan bagaimana Twitter saat ini dipenuhi dengan kemarahan. "Dulu Twitter menyenangkan," kata Najwa, Kamis (13/4/2023).
Saat ini, menurut Najwa, Twitter ibarat aula yang isinya penuh dengan kemarahan orang. Dia mengatakan, amarah adalah emosi yang paling bisa diakomodasi di media sosial.
Najwa mengutip penelitian yang dilakukan William Brady yang menemukan bahwa pengguna yang paling banyak menerima like dan retweet, tendensi untuk membuat postingan berikutnya berisi kemarahan dan kebencian lebih banyak. Menurut dia, seseorang akan merasa kemarahannya divalidasi ketika unggahannya banyak disukai oleh orang lain.
"Itu yang membuat gelombang kemarahan, kebencian, caci maki terus menerus berulang tidak putus-putus," katanya menerangkan.
Namun, Najwa mengingatkan bahwa tidak semua kemarahan buruk. Kemarahan kadang dibutuhkan untuk menggerakan. Kemarahan juga dibutuhkan ketika dihadapkan ketidakadilan yang sistemis.
"Gerakan reformasi dikorupsi, atau gerakan Gejayan Memanggil itu contoh-contoh kemarahan yang menurut saya jelas," ucapnya.