Ahad 23 Apr 2023 22:39 WIB

Pemerintah Thailand Peringatkan Cuaca Panas Ekstrem di Puluhan Provinsi

Gelombang panas di Bangladesh dan sebagian India menaikan permintaan energi listrik.

Rep: Lintar Satria/Reuters/ Red: Fernan Rahadi
Cuaca ekstrem (ilustrasi)
Foto: Antara/Umarul Faruq
Cuaca ekstrem (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- Pemerintah Thailand memperingatkan warga di sebagian besar wilayah negara itu termasuk Ibukota Bangkok, untuk menghindari keluar ruangan karena panas yang menyengat. Pada bulan ini sejumlah negara di Asia melaporkan panas ekstrem.

Gelombang panas di Bangladesh dan sebagian India menaikan permintaan energi listrik. Sehingga terjadi pemadaman yang berdampak pada jutaan orang.

Di distrik Bagna, Bangkok suhu udara mencapai 42 derajat Celsius. Badan meteorologi Thailand mengatakan indeks panas yang terdiri dari kelembaban relatif dan mengukur suhu udara yang dirasakan mencapai 54 derajat Celsius.

Pemerintah Thailand memperingatkan warga untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dan bahaya serangan panas.

"Terkadang, saya berlindung di toko swalayan 7-11 untuk melarikan diri dari panas," kata pedagang ayam panggang di Bangkok, Amporn Supasert, Ahad (23/4/2023).

Departemen Mitigasi dan Pencegahan Bencana Thailand mengatakan suhu udara mencapai 42 derajat Celcius setidaknya di 28 provinsi. Panas ekstrem akhir-akhir ini mendorong konsumsi listrik.

Juru bicara pemerintah Anucha Burapachaisri mengatakan pada 6 April pemakaian listrik tembus rekor 39 ribu megawatt dari rekor sebelumnya 32 ribu megawatt pada April tahun lalu.

"Apa yang terjadi saat ini disebabkan perubahan iklim, mempengaruhi (cuaca) abnormal dan fenomena yang disebut cuaca ekstrem," kata peneliti oseanografi dan perubahan iklim di Universitas Prince of Songkhla Mathinee Yucharoen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement