REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya bertempur di sebelah barat Bakhmut, bagian terakhir kota Ukraina yang masih dikuasai pasukan Kiev.
Unit-unit tempur Ukraina dan Rusia memperebutkan kota itu selama berbulan-bulan yang kini sebagian besar tinggal puing-puing. Kementerian Pertahanan Rusia tidak memberikan detail pertempuran terakhir.
Kiev mengatakan pasukan Rusia meraih sejumlah kemajuan dalam pertempuran sengit di Bakhmut. Tapi situasinya masih mereka kuasai.
"Keputusan diambil berdasarkan kepentingan militer," kata Deputi Menteri Pertahanan Rusia Hanan Malyar di aplikasi kirim-pesan Telegram, Ahad (23/4/2023).
Dalam pidato rutin yang disampaikan dalam video, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Kiev aktif mempersiapkan unit-unit baru yang belum datang ke garis depan. Zelenskyy dan pejabat pemerintah Ukraina lain sudah lama berjanji Ukraina akan menggelar serangan.
Rusia sangat mengandalkan tentara swasta Wagner Group dalam serangan di Bakhmut. Pada Jumat (21/4/2023) Komandan Wagner Yevgeny Prigozhin mengungkapkan kekhawatiran serangan balik Ukraina.
"Hari ini kami membunuh mereka yang dilatih di Ukraina tapi yang datang dari Jerman akan memiliki pendidikan teknologi yang baik," katanya dalam rekaman audio yang dirilis di Telegram.
Tampaknya ia merujuk pada tentara Ukraina yang sedang berlatih di Jerman yang menggunakan tank-tank Abrams yang diberikan Amerika Serikat (AS). "Barat menyerahkan lebih dari 230 tank dan 1.500 kendaraan tempur lainnya, ini juga cukup untuk memberikan perlawanan serius," kata Prigozhin.
Ia memprediksi Ukraina akan menggelar serangan setelah tanah mengeras usia hujan musim semi. "Mereka akan menyerang, mereka akan datang dan mencoba memecah belah kami, dan kami harus melawan," kata Prigozhin.