Selasa 09 May 2023 14:08 WIB

Universitas Brawijaya Deklarasi Pilar Sustainability di Keketuaan ASEAN 2023

Peran pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan (EBT) akan sangat krusial.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Pekerja memasang bendera negara anggota ASEAN jelang KTT ASEAN 2023.
Foto: ANTARA FOTO/Zabur Karuru
Pekerja memasang bendera negara anggota ASEAN jelang KTT ASEAN 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) turut berkontribusi pada Keketuaan Indonesia pada forum KTT ASEAN 2023. Pada kegiatan ASEAN Youth Movement Sustainability Week, UB bersama anak muda Jawa Timur yang tergabung dalam Society Renewable Energy (SRE) Indonesia dan SRE UB mendeklarasikan dukungan pilar sustainibility pada Keketuaan ASEAN.

Deklarasi ini berisi komitmen anak muda dalam mendukung energi berkelanjutan menuju Net Zero Emission (NZE) di Indonesia. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan memberikan aksi sepenuh hati dalam meningkatkan kesadaran dan advokasi anak muda untuk energi berkelanjutan di Indonesia.

Kemudian menciptakan ruang bagi pemuda untuk belajar dan berkontribusi secara proaktif mendorong energi berkelanjutan pada semua forum publik. Lalu berusaha meningkatkan kontribusi nyata dalam program energi berkelanjutan di Indonesia.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan Kerja Sama dan Internasionalisasi UB, Andi Kurniawan, menyampaikan pentingnya peran anak muda dalam pengembangan teknologi dan energi terbarukan. Problem renewable energy memiliki tantangan berupa teknologi.

Menurut Einstein, kata Andi, teknologi dibuat untuk menyejahterakan manusia, namun yang terjadi teknologi juga bisa menjadi pemusnah manusia. Kalau tidak dipertahankan dan tidak diteruskan, maka akan menjadi kutukan demografi.

"Besar harapan, sadar dengan konsekuensi, dan tahu apa yang harus dilakukan. Pada dasarnya menyelamatkan lingkungan sama saja menyelamatkan diri sendiri," kata Andi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan selaku SEO Keketuaan ASEAN Bidang Energi yang diwakili oleh Pramudya mengatakan, sektor energi menjadi salah satu bagian dari pilar sustainability yang menyokong keketuaan Indonesia di ASEAN. Hal ini termasuk bersama dua pilar lainnya yakni Recover-Rebuilding, dan Digital Economy.

Pramudya menjabarkan untuk mencapai target transisi energi menuju NZE, peran pemanfaatan energi baru dan energi terbarukan (EBT) akan sangat krusial. Hal ini karena potensi sumber daya EBT Indonesia yang cukup besar. "Namun pemanfaatannya saat ini masih rendah," jelasnya.

Pada keketuaan ASEAN kali ini, Kementerian ESDM mendorong seluruh anggota ASEAN untuk mendeklarasikan target NZE pada ASEAN Ministers on Energy Meeting (AMEM) ke-41 pada Agustus 2023.

Komitmen bersama ini akan menjadi dasar roadmap NZE ASEAN yang dapat digunakan sebagai rencana aksi transisi energi yang adil, terjangkau, andal, dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dengan prinsip no one left behind sesuai kondisi ekonomi dan sosial serta prioritas masing-masing negara ASEAN.

"Melalui berbagai aksi ini diharapkan ke depan semakin banyak minat dan keterlibatan anak muda sebagai sumber daya manusia masa depan yang memiliki pengetahuan dan keterlibatan terhadap aksi energi berkelanjutan di Indonesia," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement