REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) siapkan kompleks C-Junction sebagai pusat segala kegiatan program Center of Excellence (CoE). Hal tersebut disampaikan oleh Rektor UMM, Fauzan, dalam rapat yang dilakukan oleh jajaran petinggi UMM bersama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari serta tim kontraktor yang melakukan pembangunan kompleks itu.
Rektor asal Kediri tersebut menyampaikan, program CoE tidak hanya diikuti mahasiswa UMM saja namun mahasiswa non-UMM sekaligus mahasiswa asing juga dapat mengikutinya. Hal itu menjadi perwujudan inklusivitas Kampus Putih yang senantiasa melakukan pengabdian bagi bangsa yakni dengan mencetak SDM unggul.
"Sekaligus menjadi upaya untuk internasionalisasi pendidikan dan kampus," kata dia. Menurut Fauzan, UMM tidak hanya memikirkan aspek arsitektur gedungnya saja namun juga memperhatikan kelestarian sumber daya alam di sekitarnya.
Salah satunya suasana dan ekosistem yang sehat serta nyaman untuk belajar. Dengan begitu, proses pelatihan dan transfer ilmu bisa didapat dengan maksimal berkat dukungan situasi di C-Junction.
Di sisi lain, Chief Executive Officer (CEO) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) David Santoso menegaskan komitmen tinggi kepada UMM dalam proyek pembangunan ini. David bersama tim akan memaksimalkan pengerjaan mulai dari tahap perencanaan hingga akhir. "Dengan begitu, proses yang ada di C-Junction bisa sesuai harapan dan mampu mencetak SDM Unggul seperti yang direncanakan,” jelasnya.
Hal menarik juga disampaikan oleh Kepala Badan Pengawasan Pembangunan Kampus (BP2K) UMM, Erwin Rommel. Meskipun eski program CoE merupakan bentuk dari manifesto internasionalisasi, UMM tidak melupakan spirit perjuangan Muhammadiyah.
Menurut dia, di C-Junction nantinya ada gedung pusat dakwah serta asrama-asrama bagi mahasiswa mukim dan asing. Dengan begitu, tidak hanya melahirkan SDM yang ahli, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia.