Jumat 26 May 2023 11:24 WIB

Ini Skema Anggaran Darurat untuk Perbaikan Jalur Alternatif Banjarnegara-Kebumen

Ada dua desa yang sedikit terisolir akibat amblasnya jalan tersebut.

Pengecekan jalur alternatif yang menghubungkan Banjarnegara-Kebumen di Desa Pagedongan, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara amblas pada Ahad (7/5/2023) lalu.
Foto: Dok. HPJT
Pengecekan jalur alternatif yang menghubungkan Banjarnegara-Kebumen di Desa Pagedongan, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara amblas pada Ahad (7/5/2023) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Jalur alternatif yang menghubungkan Banjarnegara-Kebumen di Desa Pagedongan, Kecamatan Pagedongan, Kabupaten Banjarnegara amblas pada Ahad (7/5/2023) lalu. Akibatnya, jalur tersebut terputus dan tidak bisa dilalui kendaraan roda empat untuk sementara.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah meninjau kondisi jalur yang amblas sedalam dua meter tersebut. Ganjar mendapati amblasnya jalur itu lantaran intensitas hujan yang tinggi di Kabupaten Banjarnegara.

Baca Juga

Ganjar pun menyebutkan, pihaknya beserta Pemkab Banjarnegara segera memperbaiki jalan tersebut dengan skema anggaran yang sedang dibuat.

"Tindakan daruratnya sudah bagus, sudah ditangani tinggal sekarang kita siapkan. Apakah itu anggaran perubahan, apakah anggaran kedaruratan untuk segera diperbaiki," ujar Ganjar di Desa Pagedongan, seperti dilansir pada Jumat (26/5/2023). 

 

Dalam tinjauannya ke jalur alternatif Banjarnegara-Kebumen via Pesangkalan itu, Ganjar didampingi Pj Bupati Banjarnegara Tri Harso, BPBD hingga forkopimda Banjarnegara.

Ganjar menyebutkan, ada dua desa yang sedikit terisolir akibat amblasnya jalan tersebut. Meski demikian, Ganjar menjamin suplai untuk kedua desa tersebut tetap berjalan lancar.

"Saya ingatkan karena tadi ada laporan kalau ada mobil naik tidak kuat ya bisa dibatasi. Tapi di sana ada dua desa yang butuh suplai, kalau kendaraan tidak bisa lewat mesti disediakan kendaraan four wheel drive," ucap Ganjar.

Ia juga mengimbau warga yang tinggal di sekitar jalur rawan itu untuk tetap waspada dan berhati-hati terutama saat kondisi turun hujan.

Tak hanya itu, Ganjar juga meyakinkan sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) yang dibuat oleh BPBD Banjarnegara telah terpasang. Sehingga jika suatu waktu EWS berbunyi, warga tinggal mengikuti instruksi evakuasi. 

"BPBD Banjarnegara juga sudah punya temuan membuat alat itu, harganya tidak mahal. Early warning system yang dibuat kawan-kawan BPBD mirip seperti itu," kata Ganjar.

"Maka ini sebagai EWS untuk masyarakat, sehingga masyarakat terbiasa dengan daerah yang memang rawan bencana," kata Ganjar menambahkan. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement