Ahad 04 Jun 2023 09:52 WIB

Erick Thohir Revitalisasi Lokananta untuk Selamatkan Industri Kreatif Masa Depan Indonesia

Revitalisasi Lokananta jadi pengingat sejarah terhadap musik yang pernah ada.

Erick Thohir meresmikan Lokananta yang disaksikan oleh seniman dan musisi Indonesia di Solo, Sabtu (3/6/2023).
Foto: Republika/Alfian
Erick Thohir meresmikan Lokananta yang disaksikan oleh seniman dan musisi Indonesia di Solo, Sabtu (3/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Restrukturisasi dan pembenahan BUMN terus dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir. Setelah selesai dengan Sarinah dan Pos Bloc, kini studio rekaman pertama di Indonesia, Lokananta yang berada di Kota Solo telah rampung direvitalisasi.

Kawasan seluas 2,1 hektar ini mulai direvitalisasi sejak 27 November 2022. Lokananta memiliki tujuh arena, yakni Galeri Lokananta, Studio Rekaman Lokananta, Lokananta Live House, Taman Lingkar Lokananta, Panggung Amphitheater Lokananta, Area ritel F&B, dan Area ritel kreatif (non F&B).

Baca Juga

Komponis Addie Muljadi Sumaatmadja (Addie MS) menilai revitalisasi, Lokananta yang dilakukan Erick Thohir merupakan langkah yang sangat tepat. Sebab selama ini masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan dalam melakukan dokumentasi dan pengarsipan sejarah. Apalagi dokumentasi arsip musik dan rekaman di Indonesia. "Revitalisasi Lokananta ini merupakan salah satu bukti nyata negara memperhatikan sejarah dan menyelamatkan harta karun musik di Indonesia," kata Addie MS di Jakarta.

Sebelum kehadiran Warner Music, Sony Music, Musica, atau Jackson Record, semua musisi besar seperti Gesang, Waljinah direkam di Lokananta. Tanpa adanya Lokananta menurut Addie masyarakat Indonesia saat ini tak bisa mempelajari dan menikmati musik di era itu.

Sebagai bangsa yang besar, harusnya dokumentasi mengenai perkembangan musik di Indonesia bisa jauh lebih banyak. Sehingga revitalisasi Lokananta yang dilakukan Erick ini tak sekadar melihat sisi ekonomi. "Namun lebih kepada pelestarian dan perlindungan cagar budaya musik Indonesia," ujar Addie.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir (kiri) bersama penyanyi keroncong Waldjinah (kanan) dan musisi David Bayu (tengah) menghadiri Pembukaan Lokananta di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (3/6/2023). (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

Ia bercerita, ketika mendirikan Twilite Orchestra pada 1991 sangat sulit mendapatkan dokumentasi mengenai musik orchestra dan partitur di RRI pada masa lalu. Ia hanya sedikit menemukan dokumentasi mengenai orchestra dan partitur seperti "Di Bawah Sinar Bulan Purnama" dan "Varia Ibukota".

Sebagai recording tertua di Indonesia, revitalisasi Lokananta ini bisa dijadikan pengingat sejarah terhadap musik yang pernah ada di Indonesia. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan bisa mengambil pelajaran berharga dari sejarah.

“Di Austria pemerintahnya mendanai perkembangan kesenian di sana. Pemerintah Austria tak mengharapkan dananya kembali dari kesenian. Namun membiayai gedung opera dan gedung konser dikarenakan mereka tau ada peninggalan Mozart yang bisa mendatangkan banyak wisatawan. Itu merupakan keuntungan yang cukup besar ke pemerintah Austria," kata Addie.

Suami penyanyi Memes tersebut mengaku angkat topi atas langkah yang dilakukan Erick Thohir merevitalisasi Lokananta. "Saya salut dan mengapresiasi langkah Erick yang melakukan revitalisasi Lokananta. Revitalisasi Lokananta yang dilakukan Erick ini tak hanya pelestarian dan perlindungan cagar budaya musik Indonesia tapi diharapkan dapat menumbuhkan industri kreatif di Solo,” ucap Addie.

photo
Menteri BUMN Erick Thohir (kedua kiri) berbincang dengan penyanyi senior Titiek Puspa (kedua kanan) saat menghadiri acara Pembukaan Lokananta di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (3/6/2023). ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/rwa.

Addie berharap revitalisasi yang telah dilakukan Erick terhadap Lokananta dapat terus berlanjut. Tak hanya berhenti di revitalisasi, namun kedepannya bisa melakukan reproduksi dan rekonstruksi apa yang telah diwariskan Lokananta.

Dengan teknologi artificial intelligence diharapkan dokumen foto yang sudah kusam di Lokananta dapat direkonstruksi. Sehingga nantinya Lokananta tak hanya berhenti pada reproduksi dan rekonstruksi, tetapi dapat memproduksi musik yang yang tak memiliki nilai ekonomi yang tinggi seperti art musik seperti lagu karawitan, orchestra musik klasik, musik jazz, musik seriosa dan lagu lama dapat memiliki nilai jual.

Jika sudah begitu musik art bisa dikomersilkan melalui Lokananta dan dapat memberikan kontribusi kepada pekerja seni yang terlibat, sehingga mereka dapat hidup. “Saya berharap Lokananta dapat melanjutkan kiprahnya. Saya pernah membuat orchestra Sound of Indonesia untuk inflight music di Garuda Indonesia bekerjasama dengan Platinum Record," kata Addie.

Ia berkata, musik art yang awalnya tak memiliki nilai ekonomi tinggi dengan sentuhan tertentu bisa memberikan nilai komersial. Saat itu orchestra Sound of Indonesia menjadi peringkat pertama di iTune. "Ternyata ada orang yang menyukai art music. Sehingga saat itu orchestra Sound of Indonesia dijadikan sebagai world music," ucap Addie.

Lebih jauh ayah dari Kevin Aprilio ini berharap Lokananta bisa dijadikan hub bagi seniman, musisi dan industri sehingga bisa memberikan nilai jual terhadap art music. "Namun saya tak mau memberikan beban lebih terhadap Lokananta. Sebab reproduksi dan rekonstruksi juga merupakan tugas yang tak ringan,” kata Addie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement