Jumat 09 Jun 2023 14:07 WIB

Tim Bengawan UNS Luncurkan Mobil yang akan Berlaga di Formula Jepang

Spesifikasi mobil tersebut menggunakan mesin berkarburasi tahun 1998 CB-400 SF.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
 Launching mobil Pancawala II UNS yang akan Berlaga di formula Jepang bulan Agustus hingga September mendatang, Jumat (9/6/2023).
Foto: dokpri
Launching mobil Pancawala II UNS yang akan Berlaga di formula Jepang bulan Agustus hingga September mendatang, Jumat (9/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tim Bengawan Universitas Sebelas Maret (UNS) meluncurkan mobil upgrade yang akan untuk bertanding di kelas internal combustion vehicle formula SAE Jepang. 

Perwakilan tim Pancawala II, Rizal Abdurrahman menjelaskan mobil tersebut adalah pengembangan dari Pancawala I yang dibuat pada tahun 2022 lalu. "Nantinya mobil tersebut akan diikutkan kejuaraan yang akan digelar di Jepang pada tanggal 8 Agustus hingga 2 September di Ecopa stadium di Shizuoka," katanya, Jumat (9/6/2023). 

Rizal menjelaskan spesifikasi mobil tersebut menggunakan mesin berkarburasi tahun 1998 CB-400 SF. Namun, ia mengatakan bahwa mesin tersebut sudah dilakukan perubahan dari karburasi menjadi injeksi.  

"Diubah menjadi sistem injeksi dan penyempurnaan dilakukan hingga kini," katanya. 

Selain itu, body dari mobil tersebut menggunakan Steel Tube STKM dengan bobot 23,3 kilogram. Sedangkan, suspensinya menggunakan tipe double dan bagian aerodinamisnya dari carbon fiber reinforce polymer. "Kami menggunakan suspensi basoka 4.0," katanya. 

Sementara itu, menurut salah satu driver Pancawala II Hendrawan Purnomo Aji kecepatan dari kendaraan tersebut bisa mencapai 400 CC kalau dari segi mesin. Namun, ia mengungkapkan untuk kecepatan realitanya di lintasan belum pernah diukur. 

"Kami setiap hari latihan di Boyolali kadang di sini, maksimal kecepatan itu 400 cc tapi untuk kecepatan realitasnya belum kita ukur. Kalau 100 cc mungkin lebih, tapi ketika di lintasan itu banyak liku-liku jadi mungkin yang kami andalkan itu lebih ke akselerasinya," katanya. 

Menurut Hendrawan tantangan terbesarnya adalah menjaga ketahanan fisik driver agar tetap lincah. Pasalnya ada cone yang harus dihindari oleh driver ketika bertanding. 

"Mungkin ketika belok ini ada juga wings yang nantikan diperlombakan itu ada cone kita harus hindari. kesulitannya mungkin dari situ, kita harus lincah dan daya tahan fisik juga diperlukan," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement