REPUBLIKA.CO.ID, WONOSARI -- Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, didampingi pengendali organisme pengganggu tumbuhan melakukan gerakan pengendalian hama tanaman bawang merah supaya tidak gagal panen.
Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan, gerakan pengendalian hama tanaman dilakukan di Kelompok Tani Sedyo Mulyo Puntukwetan Ngleri untuk jenis tanaman bawang merah dan cabai.
"Gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman ini dapat mengendalikan hama ulat grayak yang menyerang tanaman bawang merah," kata Raharjo Yuwono.
Ia mengapresiasi petani di Kecamatan/Kapanewon Playen yang mengembangkan inovasi penggunaan telur untuk mengendalikan hama ulat grayak pada tanaman bawang merah.
Adapun inovasinya, yakni pada 14.00 WIB, tanaman bawang merah dilakukan penyemprotan dengan kuning telur yang sudah dilarutkan. Kemudian, ulat grayak keluar pada 16.00 WIB baru dilakukan penyemprotan dengan insektisida.
"Larutan kuning telur merupakan perangsang ulat keluar. Ini sangat ampuh untuk mengendalikan hama ulat grayak," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Pengamat Hama Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul Jayadi mengatakan berdasarkan laporan petugas pengamat hama di lapangan, luas tanam bawang merah yang diserang ulat grayak seluas 2 hektare, yakni seluas 1 hektare di Wonosari dan 1 hektare di Semanu.
"Perkembangan serangan hama ulat grayak sudah terkontrol," kata Jayadi. Ia mengatakan Dinas Pertanian dan Pangan juga telah menyediakan obat untuk mengantisipasi serangan hama tanaman.
Selain itu, dinas pertanian siap melakukan gerakan pengendalian organisme pengganggu tanaman. "Dinas tersedia pestisida pengendali ulat pada bawang merah juga operasional gerakan pengendalian apabila telah direkomendasi petugas pengamat dan pengendali hama di lapangan," katanya.