Kamis 22 Jun 2023 18:37 WIB

Pertunjukan Sudamala di Solo Libatkan Ratusan Pegiat Seni 

Tiket telah terjual hampir 100 persen tak lama setelah dibuka.

Rep: Muhammad Noor Alfian Choir/ Red: Fernan Rahadi
Jumpa pers jelang pementasan Sudamala di Puro Mangkunegaran, Solo, oleh Happy Salma dan Nicholas Saputra, Kamis (22/6/2023).
Foto: Republika/Alfian
Jumpa pers jelang pementasan Sudamala di Puro Mangkunegaran, Solo, oleh Happy Salma dan Nicholas Saputra, Kamis (22/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pertunjukan Sudamala Epilog Calonarang yang diproduseri oleh Nicholas Saputra dan Happy Salma bakal melibatkan ratusan pegiat seni. Pertunjukan itu sendiri bakal digelar di Puro Mangkunegaran pada 24-25 Juni mendatang. 

Pertunjukan Sudamala adalah salah satu bagian dari kolaborasi yang bertajuk Satu dalam Cita yang akan berlangsung per 23 hingga 25 Juni. Selain pertunjukan tersebut, ada juga Pasar Kangen, Sudamala Tour, Royal Heritage Dinner, Ruwat Bumi Puro Mangkunegaran hingga Lokakarya Kesenian. 

"Kami senang dan bangga sekali dapat berkolaborasi dengan begitu banyak pihak dari latar budaya yang beragam. Pementasan Sudamala ini secara keseluruhan melibatkan 402 orang," kata Nicholas Saputra di Puro Mangkunegaran, Kamis (22/6/2023). 

"Selain seniman dan maestro juga pekerja seni dan tenaga profesional, diantaranya 102 orang dari Bali, 44 dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan sekitarnya. Serta 256 tim kerja, penari, dan pegiat seni dari Solo," katanya menambahkan. 

Di sisi lain, Happy Salma juga mengaku bahagia karena antusiasme penonton dengan pertunjukan kali ini. Pasalnya tiket telah terjual hampir 100 persen tak lama setelah dibuka. 

"Kami juga sangat terharu dan surprise dengan antusias penonton yang luar biasa. Ini adalah pertunjukan seni tradisi di mana dalam kurun waktu beberapa jam setelah pemesanan pertunjukan dibuka melalui website tiket telah terjual 90 persen," katanya. 

Happy mengungkapkan dengan tingginya minat untuk tiket menunjukkan bahwa minat akan seni tradisi masih memiliki daya tarik. Di mana hal tersebut juga bisa menghidupkan ekosistem seni dan memicu bergeraknya roda ekonomi masyarakat. 

"Ini menandakan bahwa seni tradisi memiliki magnet dan relevansi dengan masyarakat umum saat ini. Hadirnya pementasan turut menghidupkan ekosistem seni pertunjukan yang berkontribusi dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Tidak hanya masyarakat Solo yang menonton, namun juga orang-orang dari berbagai kota di Indonesia, bahkan luar negeri seperti Singapura dan Malaysia," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement