REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Puluhan warga di Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi menyampaikan protes ke PT Hijau Lestari atas bau tidak sedap yang bersumber di perusahan peleburan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Warga protes karena merasa terganggu dengan bau tersebut.
"Warga melakukan protes terkait adanya bau tidak sedap yang diduga akibat dari peleburan limbah B3 oleh PT Hijau Lestari yang berlokasi di Desa Weninggalih Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor. Warga protes pada Kamis malam sekitar pukul 22.00.WIB," kata Wati salah satu warga setempat saat dihubungi Republika, Jumat (23/6/2023).
Menurutnya, warga meminta PT Hijau Lestari bertanggung jawab terhadap dampak polusi yang disebabkan produksi perusahaan tersebu. Bau menyengat sering muncul ketika di malam hari sehingga membuat warga tidak bisa tidur nyenyak.
"Akibatnya, warga di Desa Sirnajati, Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi merasa terganggu," katanya.
Atas kejadian tersebut, warga telah melaporkan kepada pihak kepolisian Polsek Cibarusah. Warga berharap aparat segera menindaklanjuti keluhan warga yang merasa terganggu dengan aktivitas perusahaan.
"Kami menerima laporan dari warga adanya polusi udara yang diduga akibat peleburan limbah B3," kata Kanit Binmas Polsek Cibarusah Ipda Rianto kepada wartawan kemarin.
Menindaklanjuti laporan warga, Kanit Binmas Polsek Cibarusah bersama dengan Kanit Sabhara, anggota intel dan Bhabinkamtibmas Desa Sirnajati beserta perwakilan warga, mendatangi Mako Polsek Jonggol untuk melakukan mediasi dengan pihak PT Hijau Lestari. Mediasi tersebut difasilitasi Kepolisian Polsek Jonggol. Namun, warga sangat menyayangkan atas ketidakhadiran pihak PT Hijau Lestari.
Sementara itu, perwakilan PT Hijau Lestari, Widodo, mengaku, tidak bisa datang hadir untuk mediasi malam-malam hari. Dia minta, mediasi dijadwalkan ulang pada Jumat (23/6/2023).
Dia juga berjanji, akan menghentikan sementara proses produksi limbah B3 di PT Hijau Lestari. Penghentian ini bagian dari solusi untuk merespon protes warga.
"Kita stop dulu proses pembakaran alumunium, mudah-mudahan kami bisa melakukan solusi yang terbaik,"katanya kepada wartawan kemarin.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
