Selasa 04 Jul 2023 14:50 WIB

Kendalikan Populasi Kera di Goa Kreo Semarang, Pengelola Agro Wisata Gandeng BKSDA

Kera yang berkeliaran hingga area parkir terlihat semakin agresif seperti kelaparan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
 Kawanan kera ekor panjang yang berkeliaran hingga area parkir objek wisata Goa Kreo, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jateng.
Foto: Bowo Pribadi
Kawanan kera ekor panjang yang berkeliaran hingga area parkir objek wisata Goa Kreo, Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jateng.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bertambahnya populasi kera ekor panjang di sekitar kawasan objek wisata Goa Kreo, wilayah Kelurahan Kandri, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, harus mendapatkan perhatian.

Upaya pengendalian jumlah primata ini disebut-sebut sudah harus dilakukan karena populasinya semakin banyak dan jumlahnya saat ini diperkirakan sudah mencapai ribuan ekor.

“Karena setiap tahun kera ekor panjang ini bisa bertambah hingga mencapai 300 ekor per tahun,” kata Kepala UPTD Goa Kreo dan Agro Wisata, Antok Toto Winarno, yang dikonfirmasi di Goa Kreo, Semarang.

Dampaknya, kata Antok, jika daya dukung sumber-sumber makanan kera ekor panjang ini berkurang seperti musim kemarau sekarang ini kera-kera liar tersebut akan memangsa berbagai tanaman bahkan sampai ke permukiman warga.

Koloni-koloni primata ini terkonsentrasi di tiga lokasi, masing-masing di kawasn area parkir kawasan wisata Goa Kreo, di kawasan Goa Kreo dan sekitarnya serta di kawasan dekat kantor Waduk Jatibarang.

Di kawasan area parkir jumlahnya mencapai 500-an ekor, di sekitar Goa Kreo sekitar 700-an ekor, dan di sekitar Waduk Jatibarang bisa mencapai 500 hingga 700 ekor.

Untuk kera-kera yang berada di sekitar kawasan parkir selama ini memang diberi makan seperti kacang-kacangan, ketela, pisang, dan buah- buahan lain. Selain itu, juga sering diberi makan oleh para pengunjung objek wisata Goa Kreo.

Semantara koloni kera yang berada di sekitar Goa Kreo sumber makanannya memang tersedia di hutan sekitar goa tersebut.

Adapun kera-kera yang habitat awalnya berada di kawasan genangan Waduk Jatibarang, sebagian terdesak ke arah Kelurahan Jatibarang Kecamatan Mijen dan sebagian lagi ke arah Kelurahan Kandri.

Jika sumber-sumber makanannya berkurang, koloni kera ini akan mencari makan ke arah permukiman warga, karena setiap koloni tidak bisa mencari sumber-sumber makanan lintas wilayah koloni yang lain.

Selain itu, kera ekor panjang ini memiliki karakter tidak bisa kenyang. “Biasanya kera-kera liar ini akan berusaha mencari sumber-sumber makanan di lahan pertanian atau permukiman warga, seperti berbagai tanaman atau pohon buah-buahan milik warga,” ujarnya.

Guna mengurangi populasi kera liar ini, kata Antok, UPTD Goa Kreo sejauh ini juga telah berkoordinasi dengan BKSDA untuk mengurangi populasi kera ekor panjang yang ada Goa Kreo dan sekitarnya.

Ini berdasarkan usulan dari warga atau pemerintahan kelurahan setempat. “Usulan ini nanti diteruskan ke BKSDA Provinsi Jateng,” katanya.

Sementara itu, jumlah kera ekor panjang yang berkeliaran di kawasan area parkir pengunjung serta kios-kios pedagang (makanan dan minuman) juga semakin bertambah, terutama pada saat musim kemarau seperti sekarang ini.

Kera-kera tersebut juga terlihat semakin agresif ‘menggasak’ berbagai jenis dagangan. “Kalau nggigit tidak, tetapi ya itu ‘mengambil’ makanan atau minuman ,” ujar Romdiyah (39), salah seorang pedagang di kawasan objek wisata Goa Kreo.

Menurutnya, keberadaan kera ekor panjang hingga area parkir ini memang sudah biasa di kawasan Goa Kreo, tetapi saat memasuki musim kemarau seperti sekarang ini terus bertambah banyak dan jumlahnya bahkan bisa mencapai ratusan ekor.

Dimungkinkan, sumber-sumber makanan di habitatnya mulai berkurang sehingga kera-kera yang berkeliaran hingga area parkir terlihat semakin agresif seperti kelaparan.

Selama ini, dia melanjutkan, kera-kera yang berkeliaran di area parkir kawasan wisata Goa Kreo ini juga diberi makanan yang dibawa oleh para pengunjung, seperti kacang kulit, pisang, atau jenis buah-buahan lainnya.

“Tetapi pengunjung memberi makan juga terbatas, sementara jumlah kera semakin bertambah banyak,” ujarnya.

Salah seorang pengunjung Goa Kreo, Prasetyo Bayu (36), juga mengakui kera-kera yang ada di area parkir kawasan wisata Goa Kreo ini memang terlihat lebih agresif.

Ketika pengunjung belum memberi makanan, kera-kera tersebut akan membuka-buka tas atau berupaya merebut apa pun barang yang dibawa oleh pengunjung. “Betul, memang seperti kelaparan,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement