Jumat 07 Jul 2023 05:40 WIB

Jalur Pansela DIY Ditargetkan Rampung 2024

Ada satu paket pembangunan yang sedang dilakukan saat ini.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Fernan Rahadi
Kendaraan melintas di Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa, Kebumen, Jawa Tengah, Senin (24/4/2023). Pada H+2 Lebaran Idul Fitri pantauan kendaraan menuju arah Barat ramai lancar. Beberapa titik tersendat karena pertemuan dengan jalur masuk kawasan wisata. Jalur Pansela menjadi alternatif pemudik untuk kembali ke Jakarta atau Bandung melalui jalur Selatan.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kendaraan melintas di Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela) Jawa, Kebumen, Jawa Tengah, Senin (24/4/2023). Pada H+2 Lebaran Idul Fitri pantauan kendaraan menuju arah Barat ramai lancar. Beberapa titik tersendat karena pertemuan dengan jalur masuk kawasan wisata. Jalur Pansela menjadi alternatif pemudik untuk kembali ke Jakarta atau Bandung melalui jalur Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih terus melakukan pembangunan jalan lintas Pantai Selatan (Pansela). Proyek tersebut ditargetkan rampung pada akhir 2024 mendatang.

"Harapannya kita di 2024 selesai," kata Asisten Pelaksana dan Pengawasan Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional DIY l, Wahyu Widyantoro di Parangtritis, Bantul, Kamis (6/7/2023).

Baca Juga

Wahyu menuturkan ada satu paket pembangunan yang sedang dilakukan saat ini, yaitu pembangunan jalan Tepus-Jerukwudel II. Adapun panjang jalur tersebut yakni 10,92 kilometer dengan nilai kontrak sebesar Rp 269 miliar.

Satu paket lain masih dalam persiapan kontrak, yakni Jalan Baru Kretek-Girijati sepanjang 5,64 kilometer. Kemudian satu paket masih dalam persiapan lelang, yaitu Jembatan Pandansimo. 

Wahyu mengatakan total panjang Pansela di DIY sepanjang 117,31 kilometer. Sepanjang 67,9 kilometer di antaranya masuk jalan nasional. "Yang sudah dilaksanakan pembangunannya sampai 2022 (sepanjang) 90 kilometer," ucapnya.

Ia berharap jika Pansel sudah terkoneksi semua maka bisa mengurangi arus beban di Pantura yang dinilai sudah mulai padat. Sehingga ada beberapa alternatif jalur dari Jawa Barat ke Jawa Timur maupun sebaliknya.

"Harapannya kalau sudah tersambung dari pemakai jalan dari wilayah Timur apabila tidak ingin masuk kota Jogja bisa lewat JJLS. Dengan jarak tempuh yang lebih pendek dan tingkat kemacetannya tidak sepadat Kota Jogja," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement