Rabu 12 Jul 2023 01:38 WIB

Derita Putri, Alami Luka Bakar Serius yang Penyebabnya Masih Penuh Teka-Teki

Luka bakar mulai dari bagian punggung hingga sebagian kaki.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Ilustrasi Korban Luka Bakar
Foto: Foto : MgRol_94
Ilustrasi Korban Luka Bakar

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Nasib malang dialami oleh Sherly Putri Sugiarto (7 tahun), warga Dusun Doplang, Desa Pakis, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Akibat luka bakar mulai dari bagian punggung, pantat, hingga sebagian kaki yang dialaminya, bocah belia ini hanya bisa tidur dengan posisi tengkurap.

Guna mengurangi rasa panas akibat luka bakar, sebuah kipas angin portabel harus selalu dihidupkan dan diarahkan ke bagian punggungnya.  

Yang masih menjadi pertanyaan bagi keluarganya hingga saat ini, apa yang menyebabkan Putri mengalami luka bakar yang cukup parah tersebut.

Apa musababnya hingga saat ini masih menjadi teka-teki, karena tidak ada orang lain yang mengetahui secara pasti bagaimana tubuh bagian belakang gadis kecil ini bisa terbakar.

Kakak kandung Putri, Farahma Dina (24) mengingat, hari itu Sabtu 25 Juni 2023 siang, adiknya pamit untuk membeli jajan di sebuah warung, yang berjarak sekitar 200 meter dari rumahnya.

“Kami seluarga tidak pernah khawatir atau mencemaskannya, karena adik saya sering pergi ke warung membeli jajan yang disuka sendirian,” jelasnya, Selasa (11/7).

Namun tidak beberapa lama kemudian, jelasnya, datang salah satu tetangganya, Luthfi yang mengabarkan jika badan putri terbakar.     

Api yang berkobar dan membakar pakaian Putri sempat dipadamkan dengan cara disiram menggunakan air dari bak yang ada di masjid.

Pertolongan pertama juga diberikan dengan membawa gadis kecil yang kesakitan akibat luka bakar tersebut ke bidan desa untuk mendapatkan perawatan.

Namun karena kondisi luka bakar yang diderita, akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Gunawan Mangunkusumo, Ambarawa.

Perawatan medis Putri di RSUD Ambarawa tersebut hanya berjalan sembilan hari, karena keluarga tidak memiliki biaya lagi untuk perawatan.

“Sehingga adik saya harus berobat jalan dan hingga sekarang ini masih harus rutin melakukan kontrol untuk melihat perkembangan luka bakar yang diderita,” katanya.    

Dina juga menyampaikan, berdasarkan penuturan Putri, pada saat pergi ke warung sempat bertemu dengan beberapa teman sebayanya, di tengah perjalanaan.

Entah karena apa, seperti diungkapkan Putri, di antaranya ada yang menoyor kepala adiknya tersebut. Tak lama kemudian tiba-tiba rok yang dikenakan serta rambut bagian belakang bocah malang ini juga ikut terbakar.    

“Sehingga Putri berlari sambil berteriak-teriak kepanasan sebelum akhirnya ditolong oleh Mas Luthfi, tetangga kami,” jelasnya.

Akibat peristiwa ini, kata Dina, adiknya mengalami trauma. Misalnya kalau jendela rumah dibuka, Putri langsung teriak-teriak ketakutan dan minta jendela ditutup kembali. “Selain itu kesehariannya juga selalu minta ditemani,” jelasnya.

Sementara itu, keluarga Putri kini mendapatkan pendampingan oleh Arif Maulana, dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Garda Keadilan Indonesia Raya Jawa Tengah.

Karena persoalan biaya transportasi untuk kontrol ke rumah sakit juga menjadi beban bagi keluarga Putri yang kondisi kemampuan ekonomi keluarganya memang pas-pasan.

Karena jarak antara rumahnya di Kecamatan Bringin dengan RSUD dr Gunawan Mangun Kusumo di Kecamatan Ambarawa juga lumayan jauh.

Tidak hanya itu, LBH Garda Keadilan Indonesia Jateng akan mengawal keluarga Putri untuk mendapatkan keadilan. “Kami juga akan segera berkoordinasi dengan kepolisian untuk menyikapi hal ini,” jelas Arif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement