Kamis 03 Aug 2023 09:22 WIB

Toleransi Menjadi Bagian Semangat Hijrah Nabi Muhammad

Nilai-nilai toleransi ini penting untuk dibagikan dan disebarluaskan.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Habib Husein Jafar Al Hadar memberikan tausiyah saat gelaran Festival Hijriah di Gedung Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (2/8/2023). Dalam tausiyahnya Habib menyampaikan pesan dakwah dengan tema nilai-nilai hijrah pada momen tahun baru 1445 Hijriah.  Festival Hijriah  tersebut digelar oleh Republika bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Komite Tiongkok dalam rangka menyambut 1 Muharram 1445 Hijriah yang berlangsung hingga 10 Agustus mendatang di sembilan kota. Selain itu, gelaran Festival Hijriah juga menghadirkan beragam kegiatan yakni seperti bazar UMKM dan penampilan seni budaya Xinjiang dari komunitas lokal.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Habib Husein Jafar Al Hadar memberikan tausiyah saat gelaran Festival Hijriah di Gedung Convention Hall Masjid Agung Jawa Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (2/8/2023). Dalam tausiyahnya Habib menyampaikan pesan dakwah dengan tema nilai-nilai hijrah pada momen tahun baru 1445 Hijriah. Festival Hijriah tersebut digelar oleh Republika bekerjasama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Komite Tiongkok dalam rangka menyambut 1 Muharram 1445 Hijriah yang berlangsung hingga 10 Agustus mendatang di sembilan kota. Selain itu, gelaran Festival Hijriah juga menghadirkan beragam kegiatan yakni seperti bazar UMKM dan penampilan seni budaya Xinjiang dari komunitas lokal.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Habib Husein Ja'far mengajak kaum muda turut memperbanyak penyebarluasan berbagai semangat toleransi kepada kaum muda lain. Ia menginginkan agar toleransi ini bukan hanya sekedar menjadi bahan pembahasan saja, tetapi juga harus menjadi aksi yang menginspirasi.

"Karena toleransi ini menjadi salah satu pesan dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW," ungkapnya, saat menyampaikan tauziah pada acara Republika Festival Hijriah di Gedung Serbaguna Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Rabu (2/8/2023) malam.

Jadi, jelasnya, ketika hijrah Nabi Muhammad SAW mempersaudarakan antar umat Islam di tengah perbedaan dan juga antar umat Islam dengan umat beragama lain melalui Piagam Madinah.

Dalam konteks ini, Semarang memang memiliki banyak 'prasasti' toleransi tentang berdampingnya rumah ibadah, berdampingnya umat yang berbeda agama dan banyak lagi antar perbedaan lainnya.

Maka, Habib Husein Ja'far berharap masyarakat Kota Semarang khususnya anak muda tidak melihat semua itu sebagai sesuatu yang biasa saja.

"Mungkin biasa saja, karena mereka hidup dengan toleransi sedari kecil. Tetapi ini sebetulnya merupakan sesuatu yang luar biasa dan lagi dibutuhkan oleh bangsa ini," ungkap Habib Husein Ja'far.

Ia juga  ingin agar toleransi itu kemudian menjadi aksi apa yang menjadi prasasti dari nilai-nilai toleransi yang ada di Semarang ini untuk dibagikan dan disebarluaskan melalui media sosial.

Khususnya kepada anak-anak muda di luar sana, sehingga mereka juga bisa menginspirasi. Karena memang krisis ini yang sedang terjadi di banyak tempat.

Bahkan di media sosial, konten-konten intoleransi ini masih menguasai tiga kali lipat ketimbang konten-konten yang lebih menyuarakan nilai dan semangat toleransi.

"Jadi kita ingin itu dibagikanlah di berbagai ruang agar semangat toleransi dari Semarang ini bisa menginspirasi dan semakin banyak dilakukan, di banyak tempat" jelas Habib Husein Ja'far.

Sementara itu Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji menyampaikan, Republika Festival Hijriah ini juga menampilkan pentas seni dan pertunjukan budaya Muslim Xinjiang.

Kegiatan ini digelar dalam rangka menyambut dan memeriahkan Tahun Baru Hijriah. Ia berharap, makna dari hijrahnya Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah ini bisa disampaikan kepada masyarakat luas.

Ini pula yang disampaikan oleh Habib Ja'far dalam tauziahnya. Karena salah satu makna dari hijrah Nabi Muhammad adalah Islam terus berkembang hingga menyebar ke bumi Nusantara termasuk juga ke Semarang.

"Semangat inilah yang ingin kita tularkan dari penyelenggaraan kegiatan Republika Festival Hijriah yang digelar di bebberapa kota di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur ini," jelasnya.

Terkait dengan pertunjukan seni yang sarat akan nilai budaya Tiongkok dan keislaman (Muslim Xinjiang) ini menjadi yang pertama tampil di Indonesia dalam festival yang juga didukung oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Komite Tiongkok (KIKT) ini.

Maka, lanjut Hasan, festival ini juga menjadi momentum untuk mengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad dalam menyebarkan syiar Islam di dunia, termasuk juga di negeri Tiongkok.

"Bahwa ketika nabi hijrah, kesenian dan kebudayaan Islam berkembang dan kita ingin sampaikan pesan ini kepada masyarakat, bahwa di Tiongkok sana ada saudara Muslim yang punya kesenian berumur ribuan tahun," jelasnya.

Ia juga mengapresiasi besarnya animo anak-anak muda Kota Semarang dan sekitarnya terhadap kegiatan Republika Festival Hijriah yang dilaksanakan di Gedung Serbaguna MAJT ini dihadiri hingga ribuan orang.

"Baik yang akan mendengarkan tausiyah Habib Ja'far maupun juga untuk menyaksikan pertunjukan kesenian dari Muslim Xinjiang," ungkap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement