REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gunung Semeru tercatat mengalami 22 kali gempa letusan atau erupsi pada Kamis (10/8/2023). Erupsi berlangsung mulai pukul 00.00 sampai 06.00 WIB.
Petugas Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Semeru, Liswanto menyatakan, gunung berketinggian 3.676 mdpl ini mengalami erupsi dengan amplitudo 10 sampai 20 milimeter (mm). "Dan lama gempa 47 hingga 70 detik," kata Liswanto.
Selain itu, Semeru juga mengalami empat kali gempa guguran dengan amplitudo 3 sampai 4 mm. Sementara itu, lama gempa berlangsung sekitar 27 sampai 42 detik.
Kemudian, terjadi empat kali gempa embusan dengan amplitudo 3 sampai 9 mm, dan lama gempa 27 hingga 42 detik. Kemudian juga mengalami dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 7 sampai 30 mm.
Termasuk S-P 16 hingga 17 detik dan lama gempanya berlangsung sekitar 30 sampai 31 detik. Saat ini, gunung yang terletak di Jawa Timur (Jatim) masih berstatus siaga.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan.
Hal ini karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius lima km dari kawah/puncak Semeru.
Pasalnya, area tersebut rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar). Di samping itu, masyarakat diharapkan dapat mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Semeru.
Hal ini terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Kemudian juga mewaspadai potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.