Jumat 11 Aug 2023 02:43 WIB

Bawaslu Sleman Gencarkan Sosialisasi Pencegahan Hoaks dan Politik SARA

Masyarakat diminta mengantisipasi penyebaran hoaks pada pemilu.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Yusuf Assidiq
Logo Bawaslu
Logo Bawaslu

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Sleman, menggelar Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dengan tema Cegah Hoaks dan Politisasi SARA/Politik Identitas pada Pemilu 2024 di Kabupaten Sleman di The Alana Yogyakarta, Sleman. 

Kordiv P2H Bawaslu Sleman, Arjuna Al Ichsan Siregar, mengatakan kegiatan iniuntuk mengantisipasi penyebaran hoaks, politik SARA dan identitas di masyarakat jelang Pemilu 2024 di Sleman.

"Karena  ini merupakan menurut kita potensi yang sangat mungkin terjadi dan peluangnya besar untuk terjadi," kata Arjuna.

Oleh karena itu kerja sama dengan berbagai stakeholder yang ada di masyarakat dibutuhkan agar minimal masyarakat bisa melakukan filter bersama-sama terkait dengan penyampaian informasi-informasi hoaks. Melalui kegiatan tersebut ia berharap agar pemilu di Sleman bisa berlangsung secara  damai dan sejuk.

"Sehingga masyarakat tidak terbelah," tegasnya. Ia mengatakan hingga saat ini Bawaslu Sleman memang belum menemukan adanya temuan kecurangan atau penyebaran hoaks.

Namun jika melihat pilkada terakhir, Bawaslu kerap menemukan kabar hoaks terkait pasangan calon tertentu.

"Artinya bibit itu kan dulu ada, dan itu saat ini juga kita sedang pesta demokrasi yang hampir sama dengan 2020, yang semua orang bisa melakukan hal itu juga. makanya sebelum itu terjadi kami ingin mengingatkan masyarakat mari bersama-sama hal itu kita cegah agar tidak terjadi di pemilu ini," ungkapnya.

Menurut dia, Bawaslu Sleman tidak bisa bergerak sendiri mengingat jumlah pengawas yang dimiliki hanya 130 anggota. Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk bersama mengantisipasi penyebaran hoaks pada Pemilu 2024 mendatang.

"Jadi 86 pengawas desa dan 51 pengawas kecamatan berarti kan hanya sekitar 130-an, sangat sedikit. Sementara tingkat penyebaran melalui sosial media sangat cepat dan dia bisa menjangkau ribuan akun dalam sekian menit misalnya, jadi untuk memantau itu kita butuh bantuan dari elemen masyarakat. Laporkan ke kami sehingga kami bisa lakukan antisipasi atau langkah-langkah penindakan,"  kata Arjuna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement