REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Asosiasi Program Studi Ekonomi Islam Indonesia (APSEII) sukses melaksanakan Sidang Pleno 2023 di Surabaya 10 Agustus 2023 lalu. Terdapat beberapa rangkaian agenda dalam sidang pleno tahun ini, termasuk konferensi internasional dengan nama International Collaboration Conference on Islamic Economics (ICCEIS) perdana yang diadakan di Universitas Negeri Surabaya (UNESA) ini.
ICCEIS dilaksanakan secara hibrida dan juga diikuti oleh dosen dan mahasiswa dari berbagai program studi ekonomi Islam di Indonesia. Terdapat 14 universitas tergabung sebagai co-host dan lebih dari 85 artikel yang dipresentasikan dalam konferensi ini.
Selain ICCEIS, terdapat juga terdapat penandatanganan kerja sama antara APSEII dengan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) dan juga International Association of Registered Financial Consultants (IARFC) syariah.
Dalam hal ini AFSI memiliki program AFSI Academic Partner (AAP) yang berfokus pada pendidikan dan pelatihan kepada civitas akademika di setiap program studi yang tergabung untuk membekali dan meningkatkan kompetensi di bidang fintech syariah.
Sementara itu IARFC syariah juga memiliki program serupa yaitu University Partnership Program, program ini merupakan program kerjasama untuk pelatihan dan sertifikasi perencanaan keuangan syariah untuk meningkatkan kompetensi dan sertifikasi civitas akademika khususnya program studi ekonom syariah.
Dengan kerja sama ini diharapkannya dapat membantu program studi ekonomi syariah di Indonesia khususnya yang tergabung di APSEII untuk meningkatkan kinerja dan juga kompetensinya sehingga dapat bersaing dengan program studi lainnya yang ada di Indonesia.
Ketua Badan Pelaksana Harian APSEII Dea Aryandhana mengungkapkan bahwa inti dari agenda ini adalah silaturahim antar program studi ekonomi Islam di Indonesia, terkhusus ketua dari program studi ekonomi Islam. "Agenda kali ini sebenarnya silaturahmi antar ketua prodi sesuai dengan arahan dari KNEKS dan juga BI agar perbedaan kualitas antar prodi ekonomi islam ini tidak terlalu jauh khususnya terkait akreditasi dan SDM," ungkapnya.
Di antara yang paling penting saat ini adalah penyeragaman kurikulum, supaya nantinya lulusan ekonomi syariah memiliki capaian pembelajaran yang sama, juga memiliki kapasitas dan kualitas yang sama," katanya menambahkan.
Dalam sidang pleno APSEII tahun ini juga masih dibahas terkait pengukuhan anggota baru, pembahasan AD/ART, dan juga penentuan tuan rumah untuk tahun depan. Sidang pleno kali ini juga sekaligus mengesahkan Badan Pelaksana Harian (BPH) yang jajarannya diisi oleh non-kaprodi. Agenda sidang pleno ini secara langsung dihadiri kurang lebih oleh 40 orang dosen dan staff dari berbagai kampus di Indonesia, sekurang kurangnya ada 21 dari 31 program studi yang hadir.
Dengan agenda ini harapannya program studi ekonomi Islam di Indonesia dapat merapatkan barisan untuk bersama meningkatkan sumber daya insani dan civitas akademik agar dapat berkecimpung di industri dan juga bersaing dengan program studi lainnya.