Sabtu 26 Aug 2023 18:42 WIB

Ikan Dapat Cegah Stunting pada Anak

Potensi hasil perikanan merupakan sumber gizi bernilai yang mudah dibudidayakan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Ilustrasi pencegahan stunting.
Foto: www.freepik.com
Ilustrasi pencegahan stunting.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG- -- Produk ikan diketahui memiliki peranan penting dalam mencegah stunting pada anak-anak. Hal ini diungkapkan pakar teknologi hasil perikanan dari Universitas Brawijaya (UB), Profesor Sukoso saat menyosialisasikan diversifikasi produk perikanan kepada pelaku usaha di Pasuruan dan Probolinggo bertempat di SMK Negeri 4 Probolinggo, beberapa waktu lalu.

Pada kegiatan itu, Sukoso menggambarkan potensi hasil perikanan sebagai sumber gizi bernilai yang mudah dibudidayakan dan potensi tanaman pagar kelor. Di samping itu, ia memperkenalkan inovasi penggunaan daun kelor sebagai superfood untuk meningkatkan nilai nutrisi dalam produk olahan ikan. 

Pihaknya melalui kegiatan ini pada dasarnya ingin mengubah cara pandang tentang gizi di masyarakat. Kemudian juga ingin memberikan tindakan nyata dalam pencegahan stunting melalui pemanfaatan sumber daya alam.

Menurut dia, permasalahan stunting bukan hanya sekadar sebuah isu. Namun juga menjadi salah satu tantangan krusial yang harus diatasi di Indonesia guna mencapai visi Indonesia Emas 2045. 

Stunting didefinisikan sebagai gagal tumbuh atau mencapai tinggi badan ideal sesuai dengan usia. Situasi ini jelas memiliki dampak yang lebih mendalam karena berkaitan dengan bahaya rendahnya konsentrasi anak dalam belajar. Kemudian juga berkaitan dengan potensi penyakit kronis di usia tumbuh kembang serta usia produktif.

Proses munculnya stunting melibatkan berbagai rantai sebab-akibat dimulai dari perbaikan gizi pada generasi calon orang tua. Ini mendorong terbentuknya keturunan yang lebih baik yang mampu mengatasi masalah stunting. Kendati banyak disebabkan oleh kondisi ekonomi, potensi sumber daya alam Indonesia seperti ikan dan tanaman, terutama kelor (Moringa oleifera), memiliki potensi besar untuk disinergikan dalam bentuk produk olahan yang bermanfaat.

Kolaborasi antara pendidikan dan kesehatan yang dapat memberikan dampak positif pada penanganan stunting ini merupakan tindakan nyata dari pengajuan dana Hibah Penelitian Unggulan (HPU) dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UB. Program ini didukung penuh oleh Profesor Luchman Hakim selaku ketua LPPM UB.

Produk olahan yang dihasilkan dari program ini berhasil menarik minat masyarakat umum khususnya pelaku UMKM, generasi milenial, dan gen-Z. Dengan dorongan ini, upaya penyadaran dan pemahaman dilakukan, terutama kepada kaum terdidik sebagai calon penerus bangsa.

Tidak hanya terbatas pada diversifikasi produk perikanan, Sukoso juga mengedukasi peserta tentang kehalalan produk. Ia memberikan wawasan mengenai peraturan pemerintah terkait kehalalan produk. Kemudian juga menegaskan kesiapannya untuk membantu sekolah dalam mengurus izin halal dan BPOM sebagai bagian dari upaya keberlanjutan.

Pelaksanaan kegiatan ini dipandu langsung oleh Kepala Sekolah SMKN 4 Probolinggo dan mendapat dukungan dari seluruh guru dan taruna taruni di SMKN 4 Probolinggo. Hal ini diharapkan dapat diperluas untuk menjadi praktik olahan produk perikanan yang terintegrasi.

Tim penelitian yang dipimpi Sukoso ini diperkuat oleh anggota-anggota berkompeten seperti Hartati Kartikaningsih, Profesor Herawat (FKH-UB). Kemudian juga dengan tim mahasiswa pascasarjana Muhammad Zubir, Sorbakti Sinaga dan Riris Waladatun Nafi’ah.

Untuk mengoptimalkan hasil, tim ini juga diperkuat oleh berbagai ahli seperti Letda Amega Furimasta dari TNI Angkatan Darat serta Luai Hana Adilla, sebagai apoteker dan pemilik apotik Mitrabahari yang tengah menempuh studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ada pula Islah Asyraf Diari selaku alumnus UB yang berkontribusi di bidang Halal internasional digital.

Kepala SMKN 4 Probolinggo Agus Yudiyanton mengapresiasi kegiatan sosialisasi ini. Menurut dia, langkah kecil ini menjadi tonggak besar menuju masa depan yang lebih sehat. Dengan energi baru dan pengetahuan yang semakin bertambah, terobosan cerah ini menjadi inspirasi bagi upaya luas dalam mencegah stunting di Indonesia.

"Kolaborasi antara bidang pendidikan dan penelitian menjadi kunci dalam membawa masa depan yang lebih cerah dan berkualitas bagi generasi penerus Indonesia,” kata Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement