REPUBLIKA.CO.ID, WONOSOBO -- Upaya penanganan telah berhasil memadamkan kebakaran yang terjadi di lereng Gunung Sumbing, Kabupaten Wonosobo, Jateng. Kendati demikian, petugas gabungan unsur TNI, Polri, BPBD, Perhutani, dan relawan masih terus menyisir kawasan kebakaran guna memastikan tidak ada lagi titik api yang tersisa.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Satake Bayu Setianto mengungkapkan, lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berada di petak 29 RPH Klesman, BKPH Kedu Utara.
Sebanyak 1.117 personil gabungan mulai dari unsur TNI, Polri, BPBD, Tagana, maupun relawan bahu membahu dalam proses penanganan di lereng Sumbing.
Kendati pemantauan hingga Ahad (3/9/2023) pukul 17.51 WIB sudah tidak terlihat titik api, namun petugas kembali melaksanakan patroli guna mengantisipasi munculnya titik api baru di lokasi.
Selanjutnya tim gabungan juga melakukan upaya-upaya untuk meminimalisir manakala terjadi kebakaran, api tidak mengarah dan mengancam permukiman warga.
Sedangkan untuk memastikan kembali kemungkinan adanya korban jiwa dalam karhutla ini, tim juga melakukan pendataan kembali para pendaki yang telah dievakuasi dari puncak Sumbing.
Sebelumnya, petugas gabungan juga telah melaksanakan proses evakuasi terhadap para pendaki dan semuanya telah tiba di basecamp pendakian Gunung Sumbing.
"Total sejumlah 88 orang pendaki yang teregristrasi di Basecamp Lamuk, Basecamp Bowongso, dan Basecamp dusun Garung," lanjut kabidhumas.
Sejak Jumat malam, masih kata Satake, Gunung Sumbing tertutup bagi aktivitas pendakian dan semua jalur pendakian menuju puncak Sumbing dilakukan penutupan sementara akibat kebakaran tersebut.
Guna mengantisipasi agar peristiwa karhutla ini tidak terjadi lagi, Polda Jateng mengimbau masyarakat untuk tetap waspada mengingat musim kemarau yang masih berlangsung.
Termasuk mengimbau kepada para warga sekitar hutan agar ikut aktif dan berperan dalam melakukan upaya-upaya untuk mencegah terjadinya kebakaran di lereng Sumbing.
Ia mengingatkan agar masyarakat jangan sembarangan dalam membuat api di lahan pertanian maupun kawasan hutan, agar potensi karhutla dapat diminimalkan.
"Sedangkan untuk para pendaki, apabila sudah selesai membuat perapian agar dipastikan sudah dipadamkan dan tidak menyisakan bara api, sebelum meninggalkan," tegasnya.