REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Korban gempa bumi Maroko berkekuatan magnitudo 6,8 SR pada Jumat (8/9/2023) kini telah mencapai hingga 2.012 jiwa meninggal dunia dan 1.832 jiwa terluka parah. Sebagaimana yang dilansir oleh Morocco World News, gempa diyakini menjadi gempa paling mematikan dalam beberapa dekade yang telah meluluhlantakkan permukiman penduduk dan infrastruktur.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Kerajaan Maroko merespons cepat dan menyampaikan kerja samanya dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) membentuk tim bantuan dan rancang kebutuhan mendesak di lokasi terdampak.
Dalam rangka memberikan bantuan kemanusiaan yang efektif dan tepat waktu, PCIM Maroko berencana untuk mengoperasikan tim bantuan selama 14 hari dalam fase tanggap darurat.
"Tim ini akan fokus pada pendistribusian kebutuhan dasar, makanan, air bersih, dan perlengkapan kesehatan kepada warga yang terdampak,” ungkap Jundi Abdurrahman dari PCIM Maroko.
Selain itu, PCIM Maroko juga akan berfokus pada program dukungan kepada kelompok rentan di antaranya ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, lansia dan disabilitas.
Kerja sama ini juga disambut dengan sigap oleh Ketua Pimpinan Pusat MDMC, Budi Setiawan, untuk merapatkan aksi bantuan atas bencana yang melanda di Maroko.
“MDMC mencoba berkoordinasi dengan lembaga kemanusiaan dan juga pemerintah, sejauh mana kemungkinan kita ikut membantu meringankan duka warga Maroko,” jelasnya.
Budi juga menyampaikan rasa belasungkawa atas bencana yang terjadi. Adapun PCIM Maroko berupaya untuk menjangkau kebutuhan korban terdampak dengan lebih dalam melalui komunikasi dan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Maroko dan Hilal Ahmar di Chichaoua.
Sebagaimana dilaporkan, gempa bumi dirasakan hampir di seluruh bagian Negara Maroko, termasuk Provinsi Al-Haouz, Taroudant, Chichaoua, Ouarzazate, Marrakech, Azilal, Agadir, Cassablanca dan Youssoufia.
Dengan korban terbanyak 694 jiwa meninggal dunia berasal dari Provinsi Al-Haouz. Saat ini upaya kaji cepat tengah dilakukan oleh MDMC dan PCIM Maroko untuk menentukan bantuan yang efektif di lokasi terdampak.