Rabu 13 Sep 2023 09:44 WIB

FKY 2023 Angkat Tema Ketahanan Pangan, Begini Penjelasan Sekda DIY

Kebudayaan memiliki makna inti yakni memuliakan kehidupan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Instalasi aneka papan nama jadul dipajang saat pameran Festival Kebudayaan Yogyakarta pada 2022 lalu.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Instalasi aneka papan nama jadul dipajang saat pameran Festival Kebudayaan Yogyakarta pada 2022 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY) 2023 akan mengangkat terkait ketahanan pangan. Festival ini akan dilaksanakan pada 24 September hingga 15 Oktober 2023 nanti di Waduk Sermo, Kabupaten Kulonprogo.

Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Beny Suharsono mengatakan, ketahanan pangan ini diangkat dikarenakan dalam sejarahnya Kerajaan Mataram pernah menjadi food estate yang mampu mensejahterakan masyarakat. Hal ini berarti ketahanan pangan telah menjadi fokus, bahkan sejak dulu.

Ketahanan pangan menjadi tema besar yang diangkat dalam FKY 2023. Sedangkan, tema kecilnya mengusung Kembul Mumbul, yang melalui tema ini mengajak seluruh pihak untuk merasakan kebersamaan, saling toleransi, dan kesepadanan.

"Kembul Mumbul tidak semata-mata menjadikan FKY 2023 sebagai peristiwa selebrasi. Kami mengajak semua untuk mengupayakan berbagai pertemuan, sekaligus merenungkan beragam persoalan ketahanan pangan yang sama-sama kita alami. Hari-hari ini pangan telah menjadi persoalan kolektif yang menguji solidaritas antar warga ketika terjadi bencana dan krisis di suatu tempat," kata Beny di kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Selasa (12/9/2023).

Beny pun menjelaskan terkait makna dari tema Kembul Mumbul. Dalam konteks kultur Jawa, kembulan merupakan sebuah peristiwa kolektif yang ditandai dengan aktivitas memakan nasi, dan berbagai macam lauk pauk di satu media saji yang sama.

Inti dari kembulan, katanya, yakni rasa saling berbagi kenikmatan untuk mengucap syukur terhadap berbagai usaha dan karunia yang telah dirasakan dari peristiwa sehari-hari. Sedangkan, mumbul merupakan upaya melambungkan sesuatu hal yang dianggap penting untuk menarik perhatian dari warga atau orang-orang di sekitarnya.

“Oleh karena itu, secara mendasar Kembul Mumbul dapat dipahami sebagai upaya kami untuk menarik perhatian dari warga tentang pentingnya rasa saling berbagi," ungkap Beny.

Untuk itu, penyelenggaraan FKY 2023 ini diharapkan mampu menjadi penghubung yang memperantarai, mengakomodasi, mencatat, memberdayakan, dan merayakan keberadaan berbagai subjek, gerak, maupun hasil kebudayaan yang lahir dan tumbuh di DIY.

"Semoga penyelenggaraan FKY 2023 dapat berjalan lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan,” ungkapnya.

Ketua panitia FKY 2023, Basundara Murba Anggana mengatakan, FKY di 2023 ini juga menjadi langkah awal dari upaya rebranding FKY untuk menjadi event induk perhelatan kesenian dan kebudayaan yang ada di DIY. Pihaknya berharap, melalui FKY 2023 dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat terkait isu ketahanan pangan.

"Sehingga akan menciptakan berbagai kemungkinan-kemungkinan baru secara kultural untuk mencapai kedaulatan atas persoalan pangan yang akan terus bergulir,” kata Basundara.

Sementara itu, budayawan asal DIY, Butet Kartaredjasa, juga menyebut FKY 2023 menjadi upaya edukasi kepada masyarakat secara nasional terkait makna sebenarnya dari kebudayaan. Menurut dia, pemaknaan kebudayaan selama ini mengalami penyempitan hanya pada unsur kesenian, dan terfokus kepada hal yang sifatnya hiburan.

“Melalui FKY 2023, kami berharap bisa mengomunikasikan dengan baik bahwa kebudayaan itu bukan hanya seni. Kita dari Yogya yang istimewa ini bisa mengubah cara pandang akan kebudayaan secara luas, bahkan secara politis harapannya juga berubah, sehingga anggaran pemerintah pusat maupun daerah untuk kebudayaan bisa ikut berubah,” kata Butet.

Butet menjelaskan, kebudayaan memiliki makna inti yakni memuliakan kehidupan. Dengan begitu, semua aktivitas masyarakat dalam hidupnya merupakan bagian dari kebudayaan.

Sektor kebudayaan pun, katanya, juga beragam. Termasuk persoalan ketahanan pangan dan segala kreativitas manusia guna menjadikan hidup yang lebih baik, juga merupakan dari kebudayaan itu sendiri.

“Semua temuan baru merupakan kebudayaan yang layak diakomodasi oleh FKY. Dan kami juga menginginkan FKY bisa menjadi magnet di level nasional, bahkan internasional. Karenanya penampil-penampil di FKY 2023 juga kami suguhkan yang berstandar nasional dan internasional,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Lakshmi Pratiwi mengatakan, penyelenggaraan FKY 2023 menginterpretasi kembali makna kebudayaan. Untuk itu, konteks kebudayaan akan semakin diperkuat karena kebudayaan merupakan peradaban.

Untuk itu, dalam penyelenggaraan FKY kedepannya akan mengacu kepada objek kebudayaan. Melalui FKY ini, kata Dian, juga menjadi salah satu upaya untuk menjawab isu strategis di DIY.

“FKY 2023 sebagai permulaan atau pemanasan. FKY tahun ini sebagai rebranding, mencoba memaknai semua kehidupan manusia yang menggambarkan kebudayaan. Kebudayaan itu hidup, kehidupan dan penghidupan. Dan melalui FKY, jadi salah satu upaya menjawab isu strategis di DIY, karena kebudayaan melingkupi berbagai hal di kehidupan masyarakat,” kata Dian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement