Kamis 14 Sep 2023 11:52 WIB

Gagal Lolos Berkali-kali, Mahasiswa UMM Akhirnya Raih Beasiswa dari AS

Salah satu hal menarik adalah keharusan Ikri untuk mengikuti kegiatan sukarelawan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Fernan Rahadi
Beasiswa (ilustrasi)
Foto: PxHere
Beasiswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa jurusan Ilmu Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Ikrimatus Sa’diah, berhasil menembus program pertukaran pelajar ke Amerika Serikat (AS)melalui Global Undergraduate Exchange (Global Ugrad). Ia akan menimba ilmu di negeri Paman Sam selama satu semester dengan biaya dari pemerintah AS di Missouri State University.

Keberangkatannya tentu bukan semulus yang dibayangkan banyak orang. Perempuan disapa Ikri ini sudah berkali-kali gagal lolos beasiswa. 

Ikri juga sudah berkali-kali menyusun esai demi bisa mewujudkan mimpinya. "Akhirnya saya mendaftar Ugrad dan Alhamdulillah bisa lolos. Rasanya senang sekali karena usaha saya membuahkan hasil,” ungkapnya.

Salah satu hal menarik dari beasiswa ini adalah keharusan Ikri untuk mengikuti kegiatan sukarelawan. Selama beberapa minggu di sana, ia sudah mencari-cari kegiatan yang sesuai dengan keinginannya. Ada dua kegiatan yang akan dia lakukan, yakni pada aspek pengabdian masyarakat serta menjadi pemandu wisata selama berkuliah di AS. 

Para mahasiswa di kampus tersebut memang diwajibkan satu semester ini untuk menjadi sukarelawan. Paling tidak selama 20 jam di bidang yang diminati. Selain karena kebutuhan laporan, program ini juga menjadi hal yang menarik dan memberikan pengetahuan baru baginya.

Meskipun begitu, dia merasa sedikit kesulitan saat pertama kali mendarat di AS. Hal ini terutama terkait komunikasi dengan warga dan mahasiswa lokal.

Berbeda dengan mahasiswa Indonesia, mereka lebih individualis dan terkesan tertutup dengan mahasiswa internasional. Hal itu membuatnya lebih condong mengobrol dengan sesama mahasiswa internasional lainnya. 

“Mungkin karena senasib ya, sehingga kami bisa lebih nyambung dan belajar bersama. Tapi, saya juga tetap berinteraksi dengan mahasiswa lokal, siapa tahu ada inovasi menarik yang bisa dilakukan bersama,” katanya dalam pesan resmi yang diterima Republika. 

Meskipun demikian, perempuan asal Jakarta itu mengapresiasi mahasiswa lokal. Walaupun individualis, mereka sangat tepat waktu, bahkan datang jauh lebih awal sebelum kelas berlangsung. Mereka juga tidak sekadar ikut-ikutan dalam memilih mata kuliah. 

Keberhasilannya juga tak lepas dari dukungan UMM. Ada berbagai kelas internasional, unit kegiatan mahasiswa yang berfokus pada bahasa inggris, hingga American Corner (Amcor) di UMM. Khusus yang terakhir, banyak hal-hal yang disediakan Amcor, baik dari segi fasilitas, koneksi, hingga informasi beasiswa. 

Terakhir, sekembalinya dari AS, Ikri bertekad untuk menciptakan platform diskusi untuk membantu anak-anak muda Indonesia menggapai mimpinya. Hal ini terutama untuk menimba ilmu di berbagai belahan dunia lain. Dengan demikian, mereka dapat membuka mata dan wawasan bahwa ada banyak hal yang belum dipelajari di dunia ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement