Sabtu 23 Sep 2023 16:09 WIB

Kolaborasi dengan Danone, IDI Fasilitasi Para Dokter Jadi Content Creator Profesional

Saat ini, medsos tak hanya bisa dimanfaatkan untuk mengunggah konten menghibur.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang didukung oleh berlangsung selama tiga bulan sejak Juni hingga September 2023.Danone Indonesia menggelar program edukasi DigiDoc Workshop: Elevate Doctor Personal Brand With Digital Training. Program ini
Foto: dokpri
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang didukung oleh berlangsung selama tiga bulan sejak Juni hingga September 2023.Danone Indonesia menggelar program edukasi DigiDoc Workshop: Elevate Doctor Personal Brand With Digital Training. Program ini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Semakin berkembangnya penggunaan platform media sosial serta masih maraknya konten hoaks menjadi tantangan di era digital seiring dengan terus meningkatnya penggunaan internet di Indonesia. Melihat hal tersebut, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang didukung oleh Danone Indonesia melakukan inisiatif program edukasi untuk meningkatkan literasi digital, khususnya bagi para dokter di Indonesia, sebagai upaya untuk menjembatani kesenjangan antara pelayanan kesehatan dan komunikasi digital. 

Program edukasi yang bertajuk 'DigiDoc Workshop: Elevate Doctor Personal Brand With Digital Training', yang berlangsung selama tiga bulan sejak Juni hingga September 2023 bertujuan untuk mendukung dan membekali dokter umum dan spesialis dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menjadi content creator dalam hal memberikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat. 

Tren jumlah pengguna internet di Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.  Hal tersebut telah mendorong peningkatan jumlah pengguna media sosial di Indonesia yang mencapai mencapai 167 juta orang. Diproyeksikan, jumlah tersebut akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2026, mencapai sekitar 81,82 persen dari total pengguna. 

Tren peningkatan penggunaan internet tentunya akan sangat membantu masyarakat dalam mengakses informasi, baik untuk kepentingan edukasi, kesehatan, maupun hiburan. Sebanyak 83,2 persen atau 8 dari 10 orang Indonesia beralasan menggunakan internet untuk menemukan informasi.[Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital Report. 2023].

Lebih spesifik lagi, data menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat Indonesia rata-rata menghabiskan hampir enam jam setiap hari dalam penggunaan media sosial [https://www.meltwater.com/en/blog/social-media-statistics-indonesia] dan 79 persen masyarakat di Indonesia mengakses media sosial untuk melihat informasi terbaru [Populix. 2022. Social Media Habit and Internet Safety].

Melihat kebutuhan masyarakat yang tinggi dalam mencari informasi melalui internet dan media sosial tentunya perlu menjadi perhatian serius bagi tenaga kesehatan seperti dokter untuk menjadi peluang menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang edukatif kepada masyarakat sesuai dengan kapasitas dan keahlianya masing-masing. Hal tersebut penting dilakukan untuk menghindari adanya hoaks atau salah informasi di masyarakat terkait suatu isu kesehatan.

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Ulul Albab mengatakan, saat ini, media sosial bukan hanya bisa dimanfaatkan sekadar untuk mengunggah konten yang menghibur, namun juga bisa dioptimalkan untuk menghasilkan dan menyebarkan informasi kesehatan kepada masyarakat. Untuk itu, dokter harus bisa memanfaatkan teknologi digital, karena pada era sekarang ini lebih banyak pasien yang aktif di media sosial untuk mencari referensi informasi. 

"Hal inilah yang mendorong IDI yang didukung oleh Danone Indonesia untuk menghadirkan program DigiDoc Workshop yang diharapkan dapat memberdayakan para dokter dalam memanfaatkan kekuatan media sosial untuk pendidikan kesehatan di Indonesia. Kami juga sangat mengapresiasi dukungan Danone Indonesia dalam program DigiDoc Workshop ini dan berharap kedepannya akan lebih banyak lagi dokter di Indonesia yang bisa terjangkau program ini," kata dr Ulul Albab.

Medical & Scientific Affairs Director Danone Specialized Nutrition Indonesia,  dr Ray Wagiu Basrowi  mengatakan, bagi pihaknya industri tidak bisa berjalan sendiri, namun perlu ada kolaborasi dengan asosiasi profesi seperti IDI untuk bisa membawa kebaikan bagi masyarakat. 

"Untuk itu, kami di Danone Indonesia, sangat menyambut baik untuk bisa bermitra dengan IDI yang menginisiasi program pelatihan bagi para dokter agar bisa memanfaatkan platform media sosial sebagai dalam berkreasi dan mengedukasi melalui platform media sosial yang sebagaimana kita ketahui bersama merupakan sarana penyampaian pesan kesehatan bagi masyarakat yang sangat efektif dan mudah dipahami masyarakat. Kami mengharapkan program ini dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi di bidang digital dalam rangka pembangunan industri kreatif dan menyampaikan banyak pesan kesehatan yang berguna bagi masyarakat di Indonesia. Sehingga harapannya kita menciptakan generasi emas Indonesia di tahun 2045," katanya.

Program DigiDoc Workshop telah mewadahi lebih dari 20 dokter di Indonesia dalam memanfaatkan platform digital. Para peserta mengikuti serangkaian pelatihan selama 3 bulan dengan dibekali berbagai materi menarik di masing-masing sesi pelatihan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam menjadi content creator di bidang kesehatan.  Dalam program ini peserta mendapatkan materi workshop dan monitoring pendampingan langsung dari para ahli di bidang digital dan content creator, yaitu Ketua Asosiasi Konten Kreator Indonesia, Aditya Ramadhan dan Co-Founder & Chief Operating Officer Sertifikasiku, Mohammad Arfiandi, serta ada kunjungan langsung ke kantor Google Indonesia. Dengan adanya program ini diharapkan dapat menjadi pemantik para dokter untuk terus berkarya dan berdedikasi untuk memberikan konten-konten positif di bidang kesehatan kepada masyarakat Indonesia. 

Head of Occupational Health Danone Indonesia, dr Muhammad Soffiudin mengatakan, sejalan dengan komitmen untuk membawa kesehatan ke sebanyak mungkin masyarakat Indonesia misi, Danone akan terus berkolaborasi dan berinovasi untuk bisa mengedukasi pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat. 

"Sebab, mengedukasi masyarakat, khususnya terkait kesehatan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, kami mendukung penuh upaya peningkatan kualitas dan kapabilitas dokter dalam mengoptimalkan pemanfaatan platform digital untuk mengedukasi masyarakat secara online. Melalui dukungan kami dalam DigiDoc Workshop diharapkan dapat menjawab pentingnya memanfaatkan kekuatan media sosial untuk menyebarkan informasi kesehatan yang akurat dan efektif dari sumber yang memang berkompeten di bidangnya," katanya.

Salah satu peserta program pelatihan DigiDoc Workshop, dr Ariani Dewi Widodo, merasa sangat bersyukur dan beruntung sekali bisa mengikuti program yang sangat bermanfaat ini. "Saya merasa banyak mendapatkan insight berharga selama mengikuti program ini, terutama tentang membuat konten digital. Dari materi-materi yang didapatkan dalam program tersebut, saya bisa memperoleh gambaran yang lebih luas lagi tentang bagaimana membuat konten edukasi yang baik dan menarik di media sosial bagi masyarakat. Karena, menurut saya dokter perlu ikut diberdayakan untuk membuat konten-konten yang bagus sehingga masyarakat bisa mendapatkan sumber informasi yang terpercaya," kata dr Ariani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement